Kekayaan Para Miliarder Dunia Meningkat jadi Rp 150 Ribu Triliun di Tengah Krisis Covid-19
Sebuah laporan oleh bank Swiss, UBS menemukan, kekayaan para miliarder dunia meningkat menjadi Rp 150 ribu triliun, di tengah krisis pandemi.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
"Para miliarder biasanya memiliki selera risiko yang signifikan dan percaya diri untuk mempertaruhkan sebagian dari kekayaan mereka," ujar Stadler.
Fenomena Buruk secara Ekonomi dan Sosial
Di sisi lain, menurut Luke Hilyard, direktur eksekutif High Pay Center, sebuah organisasi riset yang berfokus pada gaji yang berlebihan, konsentrasi kekayaan yang ekstrem adalah fenomena yang buruk dari perspektif moral.
Tak hanya merusak secara ekonomi, Hilyard mengatakan, peningkatan kekayaan yang tajam juga bersifat merusak sosial.
"Kekayaan miliarder setara dengan kekayaan yang hampir tidak mungkin dihabiskan selama beberapa masa kehidupan dengan kemewahan mutlak."
"Siapa pun yang mengumpulkan kekayaan dalam skala ini, dapat dengan mudah mampu menaikkan gaji karyawan yang menghasilkan kekayaan mereka, atau berkontribusi lebih banyak dalam pajak untuk mendukung layanan publik yang vital, sambil tetap diberi penghargaan yang sangat baik untuk kesuksesan apa pun yang telah mereka capai."
"Temuan dari laporan UBS yang menunjukkan bahwa orang super kaya menjadi semakin kaya adalah tanda bahwa kapitalisme tidak bekerja sebagaimana mestinya," tutur Hilyard.
Baca: Harta Kekayaan 10 Miliader Dunia Ini Menyusut Gara-gara Virus Corona, Jeff Bezos Diurutan Pertama
Baca: Ini 10 Miliarder Dunia yang Turun Tangan Bantu Atasi Virus Corona, dari Elon Musk Hingga Bill Gates
Senada dengan Hilyard, Stadler juga menambahkan, kekayaan miliarder yang meningkat tajam di tengah krisis yang dihadapi warga dunia dapat menyebabkan kemarahan publik dan politik.
"Apakah ada risiko mereka diasingkan oleh masyarakat? Ya. Apakah mereka menyadarinya? Ya," ucap Stadler.
Stadler sebelumnya telah memperingatkan bahwa kesenjangan ketimpangan yang menganga antara si kaya dan si miskin dapat menyebabkan "serangan balik".
Kekayaan miliarder telah membengkak sebesar 4,2 miliar dolar AS (atau 70%) dalam tiga tahun, sejak Stalder memperingatkan ancaman pemberontakan global terhadap orang-orang super kaya.
"Kita berada pada titik perubahan."
"Konsentrasi kekayaan setinggi tahun 1905 ini adalah sesuatu yang dikhawatirkan para miliarder."
"Masalahnya adalah kekuatan kepentingan yang membuat uang menjadi berlipat ganda, dan pertanyaannya adalah sejauh mana itu berkelanjutan dan pada titik mana masyarakat akan campur tangan dan menyerang balik?" kata Stadler.
Baca: Siapa Miliarder Paling Dermawan versi Majalah Forbes?
Baca: Pandemi Corona Bikin Banyak Miliarder Rusia Merugi di Paruh Pertama 2020