Uni Eropa Jatuhkan Sanksi pada Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Uni Eropa mengumumkan sanksi terhadap enam pejabat Rusia yang diyakini terlibat atas keracunan Alexei Navalny.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Para pemimpin Eropa telah meminta Rusia untuk menjawab pertanyaan atas keracunan tersebut.
Moskow membantah terlibat dan menolak klaim bahwa mereka menargetkan Navalny sebagai "tidak masuk akal".
Pejabat Rusia dengan berbagai cara menyarankan bahwa agen mata-mata barat mengatur peracunan, Navalny meracuni dirinya sendiri, atau bahwa dia tidak diracuni sama sekali.
Baca juga: Rusia Nyatakan Miliki Bukti Alexei Navalny Kerjasama dengan CIA
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menuduh pemimpin oposisi itu bekerja dengan CIA.
Rusia telah mengatakan akan menanggapi dengan sanksi balasan terhadap UE tetapi belum mengumumkan bentuk apa yang akan mereka ambil.
Moskow sudah berada di bawah sanksi Barat atas aneksasi Krimea pada 2014 dan dukungannya untuk separatis di Ukraina timur.
Sergei Lavrov, menteri luar negeri Rusia, sebelumnya mengatakan Uni Eropa menggunakan keracunan Navalny sebagai alasan untuk memberlakukan tindakan yang telah direncanakan lama terhadap Rusia.
Baca juga: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Yakin Vladimir Putin Perintahkan Badan Intelijen Meracuninya
Pada hari Rabu, dia mengklaim Eropa bertindak di bawah tekanan dari AS.
Dalam wawancara berbahasa Inggris pertamanya sejak serangan itu, Navalny mengatakan kepada program 60 Minutes AS bahwa Putin "menikmati" menggunakan racun sebagai alat untuk membungkam suara-suara yang tidak setuju.
Presiden Rusia menggunakan senjata kimia untuk "membunuh saya dan, Anda tahu, ini membuat takut orang lain", katanya.
Navalny mencatat bahwa AS belum memberlakukan sanksi dan dia meminta Donald Trump untuk mengutuk Rusia atas keracunan tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)