PM Inggris Boris Johnson Disebut Akan Mengundurkan Diri setelah Keluhkan Gaji Rp228 Juta per Bulan
Boris Johnson berencana untuk mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri musim semi mendatang, menurut pernyataan anggota parlemen
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Seseorang menambahkan: "Boris adalah pezinah yang khas. Lebih tertarik pada pengejaran daripada hadiah."
Kini, ada aktivitas di belakang layar yang berlomba-lomba menggantikan posisi Johnson.
Lima pesaing menunggu, di antaranya kanselir Rishi Sunak, Menteri Luar Negeri Dominic Raab, Kepala Kantor kabinet Michael Gove, mantan Sekretaris Kesehatan Jeremy Hunt dan mantan Menteri Pertahanan Penny Mordaunt.
Favorit dari semuanya adalah Rishi Sunak, karena ia telah memberikan uang tunai Covid sebesar £ 300 miliar.
Michael Gove akan mendapat dukungan dari ajudan utama Tuan Johnson Dominic Cummings, yang menasihatinya ketika dia masih Sekretaris Pendidikan.
Tapi seorang anggota parlemen senior berkata: "Itu mungkin bertentangan dengan Michael. Hal terakhir yang kami inginkan adalah Cummings tetap di No10."
Sebagai Sekretaris Pertama dan Kabinet No2, Raab mendapatkan keuntungan.
Ia pernah melakukan pekerjaan Johnson ketika PM cuti sakit karena terinfeksi Covid-19 tahun ini.
Meski begitu, Jeremy Hunt tidak putus asa.
Meskipun kalah dalam kontes kepemimpinan tahun lalu, ia terlihat mencari dukungan di antara anggota parlemen di Commons.
Dikenal sebagai Sekutu Dekat, PM Inggris Boris Johnson Justru Ingin Trump Kalah dalam Pilpres AS
Media Inggris The Sunday Times melaporkan Perdana Menteri Boris Johnson dan pejabat lain secara pribadi ingin Donald Trump kalah dalam pemilu AS.
Mereka lebih menginginkan politisi Demokrat, Joe Biden, yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, seperti diberitakan CGTN, Senin (27/7/2020).
Padahal PM Boris Johnson dikenal sebagai satu di antara sekutu terdekat Trump.