PM Inggris Boris Johnson Disebut Akan Mengundurkan Diri setelah Keluhkan Gaji Rp228 Juta per Bulan
Boris Johnson berencana untuk mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri musim semi mendatang, menurut pernyataan anggota parlemen
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Namun seorang penasihat pemerintah mengatakan kepada Times, Johnson tengah berusaha menjauhkan diri dari Donald Trump.
Tak terlalu rumit untuk menjelaskannya.
Johnson baru-baru ini terlibat ketegangan dengan Trump terkait persoalan Huawei.
Keputusan PM Inggris untuk mengakhiri hubungan dengan Huawei disebut lebih karena tekanan dari Trump.
Seperti diberitakan sebeumnya, Trump membanting telepon Johnson ketika ia masih sudi mendukung Huawei mengembangkan jaringan 5G di Inggris.
Selain itu, Downing Street tengah berusaha untuk mencapai kesepakatan dagang dengan AS.
Apa lagi mengingat tenggat waktu Brexit semakin dekat.
Sayangnya negosiasi bilateral dari kedua belah pihak tak berjalan mulus.
Negosiator perdagangan Liz Truss diyakini tengah bersiap untuk melemahkan standar keamanan untuk ekspor AS.
Akibatnya, pemerintahan Boris Johnson mendapatkan tekanan yang kian meningkat.
Ia dilaporkan telah melupakan rencananya untuk mencapai kesepakatan dengan AS pada akhir tahun, atau setidaknya dengan pemerintahan Trump.
Menurut Financial Times, Truss diberitahu untuk mengecilkan prospek kesepakatan dalam perjalanannya baru-baru ini ke Washington.
"Itu akan membuat segalanya lebih mudah jika Trump tidak memenangkan pemilihan ulang," lapor Sunday Times mengutip seorang menteri di pemerintahan Johnson. Ini juga menunjukkan bahwa banyak orang lain di pemerintahan yang berpikiran sama secara pribadi.
Boris Johnson memang belum tentu berhubungan baik dengan Joe Biden yang pernah menyebut dirinya sebagai 'klon' Donald Trump.