Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Situasi Terbaru Thailand: Demo Kian Panas, 4 Kantor Media Diinvestigasi, Investor Mulai Angkat Kaki

Pengumuman tersebut memicu kemarahan kelompok media dan tuduhan serangan terhadap kebebasan pers oleh pemerintah Perdana Menteri Prayuth.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Situasi Terbaru Thailand: Demo Kian Panas, 4 Kantor Media Diinvestigasi, Investor Mulai Angkat Kaki
Twitter Pravit Rojanaphruk
Polisi Thailand menyemprotkan water cannon (meriam air) kepada para pengunjuk rasa damai pro-demokrasi di Bangkok pada (Jumat (16/10/2020). 

Perdana Menteri Thailand meminta sesi khusus kepada parlemen menyusul rencana pengunjuk rasa menggelar lebih banyak aksi untuk menuntut pengunduran dirinya, pembebasan aktivis yang dipenjara, dan reformasi monarki.

Puluhan ribu pengunjuk rasa yang sebagian besar anak muda telah turun ke jalan dalam sepekan terakhir untuk menentang keputusan Pemerintah Thailand yang melarang pertemuan lebih dari empat orang.

Polisi mengatakan, sekitar 20.000 orang melakukan protes di seluruh Bangkok pada Minggu (18/10), meskipun para aktivis dan media lokal memperkirakan peserta aksi jauh lebih besar.

Ketika mereka bersiap untuk unjuk rasa lagi pada Senin ini Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan, Parlemen Thailand yang saat ini sedang reses akan dipanggil kembali untuk membahas bagaimana mengurangi ketegangan.

Unjuk rasa di Bangkok

"Kami mendukung pembukaan sesi luar biasa untuk menyelesaikan konflik ini," kata Prayut kepada wartawan, Senin (19/10), seperti dikutip Channel News Asia. Tapi, "Saya meminta pengunjuk rasa berunjuk rasa secara damai. Pemerintah telah berkompromi sampai taraf tertentu".

Gerakan yang sebagian besar tidak memiliki pemimpin itu menyerukan pengunduran diri Prayut, mantan panglima militer dan dalang kudeta 2014, serta revisi konstitusi yang dirancang militer, yang mereka katakan, mencurangi pemilihan tahun lalu untuk menguntungkan militer.

BERITA TERKAIT

Yang paling kontroversial, pengunjuk rasa juga membuat tuntutan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni mereformasi monarki yang kuat dan sangat kaya.

Mereka menginginkan penghapusan undang-undang pencemaran nama baik yang melindungi Raja Maha Vajiralongkorn dari kritik, transparansi keuangan kerajaan yang lebih baik, dan agar raja tidak terlibat dalam politik.

Gerakan tersebut tampaknya mendapatkan daya tarik di seluruh negeri dengan protes yang lebih kecil terjadi pada Minggu (18/10) dari Phuket di Selatan hingga Khon Kaen di Timur Laut Thailand.

Berita ini telah tayang di Kontan: Unjuk rasa makin panas, investor mulai ramai-ramai tinggalkan Thailand

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas