Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pascapembunuhan Ilmuwan Iran, Kapal Induk Nimitz Bergerak ke Teluk Persia

Kapal induk USS Nimitz bergerak menuju Teluk Persia, diklaim guna mendukung penarikan tentara AS dari Afghanistan dan Irak pertengahan Januari 2021.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Pascapembunuhan Ilmuwan Iran, Kapal Induk Nimitz Bergerak ke Teluk Persia
US NAVY
FILE - Kapal induk AS USS Nimitz dikabarkan berlayar ke Teluk Persia di tengah meningkatnya ketegangan menyusul pembunuhan seorang ilmuwan Iran, Jumat (27/11/2020). 

Parsi mengatakan pembunuhan Fakhrizadeh, menciptakan situasi "win-win" bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Jika pemerintah Iran merespons, kata Parsi, Netanyahu dapat menyeret Washington ke dalam konfrontasi militer dengan Teheran.

Sementara jika Iran menahan diri, pemimpin Israel itu telah menciptakan suasana yang membuat diplomasi AS dengan Iran lebih sulit.

Usaha Netanyahu Merintangi Kebijakan Biden-Harris

Israel, yang selama bertahun-tahun dituduh melakukan serangkaian pembunuhan terarah terhadap ilmuwan nuklir Iran, menolak untuk segera mengomentari pembunuhan Fakhrizadeh.

“Dari sudut pandang Netanyahu, ini adalah momen baginya untuk bisa melemahkan Biden. Dalam beberapa hal, Biden adalah target sebenarnya di sini,” kata Parsi kepada Al Jazeera.

Trump pertengahan bulan ini telah menyiapkan skenario menggempur Iran. Ia meminta nasihat opsi menyerang fasilitas penelitian nuklir Iran di Natanz, sebelum dia meninggalkan

BERITA REKOMENDASI

Pemerintah Iran merespon informasi ini, jika serangan terjadi maka balasan menghancurkan akan dilakukan Iran.

Angkatan Udara AS menerbangkan pembom B-52 jarak jauh dari pangkalannya di North Dakota ke Timur Tengah, untuk mencegah agresi dan meyakinkan mitra dan sekutu AS.

Pernyataan dikeluarkan Komando Pusat AS pada 21 November 2020. Nader Hashemi, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Sekolah Studi Internasional Universitas Denver, mengatakan pembunuhan itu berkorelasi dengan agande pemerintahan Trump.

"Polanya adalah upaya pemerintahan Trump membuat Iran bertekuk lutut, kemungkinan untuk menjatuhkan rezim, untuk melumpuhkannya melalui sanksi maksimum," kata Hashemi kepada Al Jazeera.(Tribunnews.com/Sputniknews/Aljazeera/CNN/NYT/AlMasdarNews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas