Pascapembunuhan Ilmuwan Iran, Kapal Induk Nimitz Bergerak ke Teluk Persia
Kapal induk USS Nimitz bergerak menuju Teluk Persia, diklaim guna mendukung penarikan tentara AS dari Afghanistan dan Irak pertengahan Januari 2021.
Editor: Setya Krisna Sumarga
“Dia adalah ilmuwan nuklir paling senior mereka dan diyakini bertanggung jawab atas program nuklir rahasia Iran,” kata Mulroy dikutip NYTimes.
“Dia juga seorang perwira senior di Korps Pengawal Revolusi Islam, dan itu akan memperbesar keinginan Iran untuk membalas (pembunuhan) secara paksa,” imbuh Mulroy.
Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh menurutnya memberi implikasi luas bagi pemerintahan Joe Biden-Kamala Harris.
Serangan ini dipastikan memicu reaksi tajam Iran, seperti halnya serangan udara AS pada 3 Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Qassim Suleimani.
Pembunuhan ini dapat memperumit upaya pemerintahan AS berikutnya yang kemungkinan akan memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015, seperti yang telah dia janjikan.
Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018, meninggalkan sejumlah Negara lain yang terlibat perjanjian ini.
Kesepakatan nuklir Iran 2015 dirancang Presiden Barack Obama. Keputusan Trump itu mengisolasi AS dari sekutu barat yang mencoba mempertahankan perjanjian tersebut.
Trump kemudian menjatuhkan sanksi ketat pada Iran dalam upaya untuk memaksanya kembali ke meja perundingan, tawaran yang ditolak Iran.
Israel sejak lama menentang kesepakatan nuklir ala Obama itu. Mereka mengkhawatirkan pencapaian Iran atas teknologi militer yang mampu mencapai negara mereka.
Aljazeera dalam ulasan terbarunya menilai, pembunuhan Fakhrisadeh ini benar-benar akan menyulitkan Biden dan AS di masa mendatang.
Joe Biden akan kesulitan memulai kembali diplomasi Washington dan Teheran, seperti dijanjikannya di masa kampanye.
Biden-Harris akan resmi menjabat sebagai pemimpin AS pada 20 Januari 2021. Janjinya kembali ke kesepakatan nuklir Iran membalikkan tekanan keras pemerintahan Trump atas Iran.
Meskipun masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Fakhrizadeh di luar Teheran, para pejabat Iran menuding Israel.
Tindakan keras kemungkinan bisa diambil Iran dalam waktu dekat. “Iran akan melakukan sesuatu seperti ini terhadap Israel atau terhadap AS sendiri,” kata Trita Parsi, Wakil Presiden Eksekutif Quincy Institute, lembaga pemikiran di Washington DC.