Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran, Ayatollah Ali Khamenei Janji Kirim Balasan
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan mengirim balasan atas tewasnya ilmuwan nuklir pada Sabtu (28/11/2020).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Iran selalu membantah mengejar senjata nuklir, dengan mengatakan tujuannya hanya untuk tujuan damai.
Fakhrizadeh dianggap telah memimpin apa yang dipercaya oleh Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) dan badan intelijen AS sebagai program senjata nuklir Iran.
Dia adalah satu-satunya ilmuwan Iran yang disebutkan dalam penilaian akhir IAEA tahun 2015 atas pertanyaan terbuka tentang program nuklir Iran.
Dikatakan dia mengawasi kegiatan "dalam mendukung kemungkinan dimensi militer untuk program nuklir (Iran)".
Fakhrizadeh juga menjadi tokoh sentral dalam presentasi perdana menteri Israel pada 2018 yang menuduh Iran terus mencari senjata nuklir.
Ingat nama itu, Fakhrizadeh, kata Netanyahu saat itu.
Badan intelijen AS dan IAEA percaya Iran menghentikan program senjata terkoordinasi pada 2003.
IAEA mengatakan tidak memiliki indikasi kredibel kegiatan di Iran yang relevan dengan pengembangan perangkat peledak nuklir setelah 2009.
Amerika Serikat mengerahkan kapal induk AS Nimitz dengan kapal-kapal yang menyertainya ke Teluk pada hari Rabu, tak lama sebelum pembunuhan itu.
Baca juga: Pesawat Ukraina yang Membawa 180 Penumpang Jatuh di Dekat Teheran, Presiden Iran Singgung Lockerbie
Mohsen Fakhrizadeh adalah ilmuwan nuklir Iran paling terkenal sekaligus perwira senior Korps Pengawal Revolusi Islam elite.
Negara-negara Barat telah lama menganggap Fakhrizadeh sebagai orang yang sangat kuat dan berperan penting dalam program nuklir Iran.
Menurut dokumen rahasia yang diperoleh Israel pada 2018, Fakhrizadeh memimpin program pembuatan senjata nuklir.
Pada saat itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku tahu Fakhrizadeh sebagai kepala ilmuwan dalam program tersebut.
Netanyahu juga mendesak semua pihak untuk "mengingat nama Fakhrizadeh".