Puluhan Personel Keamanan Afghanistan Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri
Pembom bunuh diri menyerang pangkalan militer di Afghanistan pada Minggu (29/11/2020), sekira 26 personel keamanan tewas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Insiden itu pun mengakhiri masa tenang di kota terpencil yang terkenal dengan warisan Buddha tersebut.
Dalam serangan bom mobil bunuh diri lainnya pada Minggu, seorang warga sipil tewas dan 20 lainnya cedera di kota selatan Qalat di provinsi Zabul.
Baca juga: Donald Trump akan Pangkas Jumlah Pasukan di Afghanistan, 5 Hari sebelum Lengser
Baca juga: Bom di Kabul, Wakil Presiden Afghanistan Jadi Target Penyerangan hingga 10 Orang Tewas
Kekerasan Meningkat
Tariq Arian menambahkan, serangan itu menargetkan kendaraan kepala dewan Provinsi Zabul, Atta Jan Haqbayan, yang terluka.
Pemboman hari Minggu menandai aksi brutal terbaru di Afghanistan.
Kekerasan telah melonjak sejak dimulainya pembicaraan damai pada 12 September di ibu kota Qatar, Doha.
Serangan brutal telah menewaskan lebih dari 50 orang di Kabul dalam beberapa pekan terakhir.
Termasuk dua serangan terhadap pusat pendidikan dan serangan roket.
Tiga serangan Kabul diklaim oleh kelompok ISIS, tetapi para pejabat Afghanistan menyalahkan Taliban, yang membantah terlibat.
Taliban telah melancarkan serangan harian yang menargetkan pasukan Afghanistan meskipun terlibat dalam pembicaraan damai.
Pembicaraan damai pun terhambat oleh perselisihan dalam agenda, seperti kerangka dasar diskusi dan interpretasi agama, tetapi kesepakatan sekarang telah dicapai pada semua masalah, menurut sumber yang dekat dengan pembicaraan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan "diskusi yang dipercepat" selama kunjungan ke Doha pekan lalu di mana ia bertemu dengan para perunding Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Pentagon mengatakan awal bulan ini bahwa mereka akan segera menarik sekitar 2.000 tentara dari Afghanistan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)