Gagal Tangani TPPU Kartel Kokain, Bank Terbesar Di Swiss Hadapi Tuntutan Pidana
Uang yang dihasilkan dari perdagangan narkoba ini pun diduga digunakan untuk membeli real estate di Swiss dan Bulgaria.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ZURICH - Kejaksaan Agung Swiss telah mengajukan dakwaan terhadap bank terbesar kedua di negara itu, Credit Suisse, karena gagal menangani praktik pencucian uang yang terkait dengan perdagangan narkoba sindikat Bulgaria.
Credit Suisse dituduh gagal mengambil "semua tindakan yang diperlukan dalam mencegah tindakan pencucian aset milik dan di bawah kendali organisasi kriminal," tulis pernyataan Kantor Kejaksaan Agung Swiss.
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (19/12/2020), kartel kriminal yang disebut didirikan oleh pegulat top Bulgaria ini terlibat dalam penjualan kokain secara internasional dan pencucian uang berskala besar.
Baca juga: Mantan Gubernur Negara Bagian Meksiko Ditembak Mati di Toilet Restoran, Diduga Ulah Kartel Narkoba
Uang yang dihasilkan dari perdagangan narkoba ini pun diduga digunakan untuk membeli real estate di Swiss dan Bulgaria.
Menurut kantor kejaksaan, hasil tersebut kabarnya dialihkan ke rekening bank di Swiss yang dikendalikan oleh kartel kriminal itu dari periode 2004 hingga 2007 lalu.
Baca juga: Sinopsis Film Sicario, Aksi Emily Blunt, Agen FBI yang Menjatuhkan Pemimpin Kartel Narkoba
"Prosedur pembukaan dan pemantauan rekening yang dilakukan karyawan dan atasan di Credit Suisse tidak sesuai dengan ketentuan anti pencucian uang yang berlaku serta arahan dari internal bank," tambah pernyataan kantor Kejaksaan Agung tersebut.
Adanya dakwaan yang diajukan terhadap mantan manajer Credit Suisse dan dua anggota organisasi kartel kriminal itu menyusul penyelidikan yang dilakukan selama 12 tahun.
Bank yang berbasis di Zurich itu pun membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya yakin mantan karyawannya tidak bersalah.