Tanggapi Tekanan Amerika, Damaskus Takkan Usir Iran/Hizbollah dari Suriah
Pemerintah Rusia dan Iran berulang-ulang mengatakan kehadiran mereka di Suriah adalah atas permintaan otoritas Suriah.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Penasihat khusus Presiden Suriah Bashar Assad, Buthaina Shaaban, menegaskan, menghapus Iran atau Hizbullah dari Suriah sama sekali tidak mungkin bagi negaranya.
Pernyataan lugas itu disampaikan Shaaban kepada saluran televisi Al-Mayadeen Lebanon, Sabtu (19/12/2020). Shaaban merespon tekanan AS yang mendesak Suriah mengoreksi hubungan dengan Iran dan Hizbullah.
Shaaban juga mengingatkan pernyataan utusan khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, telah mencampuri kedaulatan negaranya.
“Tidak ada yang bisa memutuskan hubungan Damaskus dengan Iran, Hizbullah dan perlawanan Palestina," tegasnya.
Baca juga: PM Belanda Mark Rutte Dianggap Tutupi Dukungan Belanda ke Kelompok Teroris di Suriah
Baca juga: James Le Mesurier, White Helmets, dan Kiprahnya di Balik Konflik Suriah
Baca juga: AS dan Proksinya Terang-terangan Menjarah Emas Hitam Suriah
Shaaban juga menegaskan, hubungan Damaskus dan Moskow, China, dan Iran adalah hubungan yang adil dan didasari rasa saling hormat.
Rusia dan China menghormati sekutu mereka. "Rusia tidak dapat meminta Damaskus mengusir Iran atau Hizbullah dari tanahnya, karena ini sama sekali tidak mungkin," kata Shaaban.
Pemerintah Iran mengatakan kehadiran mereka di Suriah adalah atas permintaan otoritas Suriah. Mereka akan tetap berada di negara itu sampai mereka diminta mundur oleh Damaskus.
Laporan yang muncul terkait penarikan milisi Hizbullah dari Suriah, terbukti tidak benar. Kelompok bersenjata Lebanon itu mempertahankan hubungan yang kuat dengan pemerintah Suriah.
Di Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengecam Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, seraya mengatakan Pompeo memiliki obsesi terjadap Iran.
“Tuan Pompeo terobsesi Iran lagi,” kata Khatibzadeh, menyebutkan sembari menyisipkan tagar frasa terkenal yang pernah diucapkan Pompeo sebagai Direktur CIA, “kami berbohong, kami menipu, kami mencuri”.
“Kenyataan, rezim AS telah lama merencanakan kudeta dan mengobarkan perang terhadap Iran dan tetangga mereka,” lanjut Khatibzadeh.
“Tak terhitung telah terbunuh. Orang Amerika yang paling rentan disalahgunakan sebagai umpan meriam. Ini sifat asli rezimnya," imbuhnya.
Pada 17 Desember 2020, Mike Pompeo menyerang Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, setelah tokoh dihormati itu bersumpah membalas pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani, yang terbunuh pada 3 Januari 2019.
“Amerika Serikat selalu mencari perdamaian dengan rakyat Iran. Selama 41 tahun Republik Islam Iran yang lalim dan ulama yang berkuasa telah menindas rakyat Iran sambil mencari konflik dan menjanjikan kekerasan terhadap barat. Ini adalah sifat asli rezim tersebut," kata Pompeo.
Pompeo telah berulang kali menggunakan Twitter untuk menyerang Republik Islam Iran, dengan serangan terus menerus ditujukan ke Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javid Zarif, Presiden Hassan Rouhani, dan Pemimpin Tertinggi Iran.
Di Teluk Persia, perkembangan lain tak kalah seru, Armada ke-71 Angkatan Laut Iran diberitakan mengirim kapal perangnya ke laut lepas untuk menjaga rute maritim kapal-kapal Iran di perairan internasional, khususnya Teluk Aden.
Armada baru yang meninggalkan perairan selatan Iran pada Sabtu itu terdiri kapal perusak Alborz buatan Iran, dan kapal perang pengangkut helikopter bernama Khark.
Sesudah menjalankan misinya di laut bebas, armada ke-70 Angkatan Laut Iran bergantian kembali ke Bandar Abbas di Iran selatan.
Armada kapal perang ke-70 Angkatan Laut Iran, yang terdiri dari kapal perusak Sablan dan kapal perang logistik-tempur Lavan, disambut Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Jafar Tazakkor.
Armada ke-70 Angkatan Laut kembali ke negara itu setelah berhari-hari berlayar dan memenuhi misi serta membangun keamanan untuk kapal kargo Iran di Teluk Aden dan Selat Bab al-Mandab.
Laksamana Tazakkor mengatakan armadanya bertugas memantau dan mengidentifikasi kapal asing di perairan internasional, serta menjaga kepentingan maritime Iran.
“Kami tidak bercanda dengan negara asing dan kekuatan di kawasan dan di luar kawasan. Keamanan kepentingan kami adalah garis merah kami,” tegasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pasukan angkatan laut Iran telah meningkatkan kehadiran mereka di laut lepas untuk mengamankan rute angkatan laut dan melindungi kapal dagang dan kapal tanker minyak dari perompak.(Tribunnews.com/AlMasdarNews /xna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.