Rekaman Telepon Trump Memohon Dimenangkan Pejabat Georgia Viral, Demokrat Minta FBI Selidiki
Dua pejabat Partai Demokrat meminta FBI menyelidiki rekaman telepon Donald Trump dengan pejabat negara bagian Georgia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Dua pejabat Partai Demokrat meminta FBI menyelidiki rekaman telepon Donald Trump dengan pejabat negara bagian Georgia.
Diberitakan sebelumnya, rekaman telepon antara Trump dengan pejabat Georgia, Brad Raffensperger, viral.
Dalam rekaman audio itu, Trump meminta Raffensperger agar memenangkannya di Georgia.
Presiden AS petahana ini memohon kepada Raffensperger untuk menemukan cukup suara untuk membalikkan kemenangan Joe Biden di negara bagian tersebut.
Dilansir The Guardian, rekaman Trump itu dipublikasikan pada Minggu dan langsung viral.
Hal ini memicu perdebatan tentang apakah upaya Trump termasuk melanggar undang-undang federal yang melarang campur tangan dalam pemilihan.
Dua anggota DPR AS, Ted Lieu dari California dan Kathleen Rice dari New York, pun menuntut agar penyelidikan dibuka.
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Jimin BTS Berduka | Viral Rekaman Suara Donald Trump Minta Dimenangkan
"Sebagai anggota Kongres dan mantan jaksa penuntut, kami yakin Donald Trump terlibat dalam ajakan, atau konspirasi untuk melakukan, sejumlah kejahatan pemilu," tulis mereka kepada direktur FBI, Christopher Wray.
"Kami meminta Anda untuk segera membuka penyelidikan kriminal terhadap presiden," tambahnya.
Di bawah hukum AS, merupakan kejahatan bila melakukan kecurangan dalam pemilihan umum.
"Saat Anda mendengarkan rekaman itu, pertimbangkan undang-undang pidana federal ini," cuit mantan jaksa agung AS, Eric Holder.
Dalam panggilan telepon selama satu jam pada Sabtu itu, Trump menegaskan klaimnya soal penipuan dalam pemilu.
Bahkan, dia juga menyebut kemungkinan ada pelanggaran kriminal jika pejabat Georgia tidak mengubah hasil perhitungan suara resminya.
"Yang ingin saya lakukan hanyalah ini," kata presiden.
"Aku hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, satu lebih banyak dari yang kami miliki. Karena kami memenangkan negara."