Thailand Deteksi Varian Baru Covid-19 dan Tengah Berjuang Atasi Lonjakan 100 Kali Lipat Kasus Corona
Thailand tengah menghadapi dua tantangan besar melawan pandemi, melonjaknya kasus harian hingga 100 kali lipat dan temuan varian baru Covid-19
Penulis: Inza Maliana
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Varian baru virus corona atau Covid-19 berjenis B117 dari Inggris telah terdeteksi di Thailand.
Thailand menambah daftar panjang negara di Asia Tenggara yang melaporkan temuan varian baru Covid-19.
Sebelumnya, varian baru Covid-19 dari Inggris telah ditemukan di Singapura, Vietnam dan Malaysia.
Akibat dari temuan varian baru Covid-19 yang disebut lebih mudah menular ini, Thailand meningkatkan pembatasan di negaranya.
Baca juga: Thailand Catat 535 Kasus COVID dalam Sehari, Aturan Langsung Diperketat
Hal itu disampaikan oleh Deputy Chief of Mission KBRI Bangkok, Dicky Komar.
"Dengan munculnya vairan baru Covid-19 di Bangkok ini, memang ada peningkatan pembatasan di Thailand secara umum," kata Dicky, dalam tayangan Kompas TV, Selasa (5/1/2021).
Selain itu, Dicky juga menyoroti soal melonjaknya kasus harian Covid-19 di Thailand.
Padahal, selama kurun waktu tujuh bulan terakhir, Thailand mampu menahan laju penularan Covid-19 dibawah 10 kasus setiap hari.
"Penambahan kasus yang muncul sekitar dua minggu terakhir ini sampai tiga digit."
"Padahal selama tujuh bulan terakhir mereka mampu mempertahankan single digit, misalnya 7, 8, dan 9 kasus per hari," katanya.
Kini, penambahan kasus harian Covid-19 di Thailand melonjak tajam hingga mencapai 100 kali lipat.
Baca juga: Thailand lakukan tes Covid-19 kepada puluhan ribu warga setelah muncul wabah di pasar ikan
Terakhir pada Senin (4/1/2021), Dicky menyebut ada 745 kasus baru yang dilaporkan dalam satu hari.
"Sekarang sudah ratusan, terakhir kemarin (4 Januari 2021, red) ada 745 kasus baru dalam satu hari," ujarnya.
Dicky menjelaskan, kenaikan kasus harian ini bukan karena temuan varian baru virus corona dari Inggris.
Namun, hal itu lantaran merebaknya wabah corona oleh para pekerja migran yang bekerja di pabrik pengolahan industri makanan laut.
"Selama dua minggu terakhir sampai triple digit ini disebabkan oleh peningkatan kasus baru diantara pekerja migran."
"Mereka bekerja di sentra industri pangan laut," ujar Dicky.
Ia menyebut, meningkatnya kasus harian virus corona ini sudah terjadi sekitar dua minggu terakhir.
Dugaan sementara, para pekerja migran yang berasal dari Myanmar ini masuk melalui jalur ilegal menuju Thailand.
Baca juga: Saat Ini, Indonesia Berada di Puncak Risiko Penularan Covid-19 dan Kematian Nakes Tertinggi se-Asia
"Memang ini ditengarai muncul akibat meningkatnya kasus di negara tetangga Thailand dan mereka menjadi sumber pekerja migran yang masuk melalui jalur ilegal."
"Karena ini perbatasan panjang jadi banyak jalan tikus yang tidak termonitor."
"Mereka juga bekerja di sektor yang terisolir dan jauh dari keramaian, kemudian ada satu kasus yang menular ke penduduk Thailand," jelas Dicky.
Kendati kasus harian melonjak hingga 100 kali lipat dan ada temuan varian baru Covid-19, Dicky menyebut pemerintah Thailand berupaya untuk menenangkan warganya.
Pemerintah Thailand menyampaikan, varian baru virus corona dari Inggris serupa dengan virus corona yang ditemukan di pekerja migran.
Untuk itu, warga Thailand diharapkan tidak panik karena kedua jenis virus itu tidak menyebabkan gejala yang lebih parah.
Baca juga: China Mundur Dari Kejuaraan di Thailand karena alasan Covid-19, Kenapa Indonesia Tetap Kirim Pemain?
"Pihak otoritas Thailand mencoba menenangkan bahwa varian virus baru B117 ini serupa dengan jenis G614 yang ditemukan dalam pekerja migran."
"Beberapa pakar kesehatan juga mengatakan, virus ini tidak menyebabkan gejala lebih parah yang berpotensi mengurangi kemanjuran vaksin."
"Jadi ada semacam upaya menenangkan masyarakat," ujar Dicky.
Puluhan ribu warga Thailand di tes Covid-19
Diberitakan sebelumnya, setelah berbulan-bulan terhindar dari peningkatan kasus seperti di negara-negara tetangga, Thailand mengalami lonjakan kasus Covid-19 sejauh ini.
Puluhan ribu warga menjalani tes Covid-19 setelah muncul ratusan kasus yang disebut berasal dari pasar ikan terbesar negara itu.
Selain melakukan pengetesan massal, pihak berwenang juga memberlakukan karantina wilayah di Samut Sakhon, provinsi di kawasan pesisir dekat dengan ibu kota Bangkok.
Di provinsi itu terdapat pasar ikan yang sebagian besar tenaga kerjanya berasal dari negara tetangga Myanmar.
Baca juga: Thailand Juga Beli Vaksin dari Sinovac, Totalnya 2 Juta Dikirim dalam 3 Tahap
Mereka kini telah diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Thailand adalah negara pertama setelah China yang mencatat kasus Covid-19.
Tetapi sejak itu, jumlah kasus yang ada relatif sedikit, lebih dari 4.000 kasus dan 60 kematian.
Lonjakan kasus ini tentu membuat khawatir masyarakat, karena selama ini warga mematuhi protokal kesehatan.
"Warga Thailand berhati-hati; mereka mengenakan masker dan mematuhi protokol kesehatan."
"Mungkin ada sebagian kecil orang yang melanggar aturan, tetapi sebagian besar berhati-hati," kata wartawan BBC Thailand, Issariya Praithongyaem.
(Tribunnews.com/Maliana, BBC Thailand)