Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trump Dianggap sebagai Biang Kekacauan, Ketua DPR Nancy Pelosi Minta Otoritas Nuklirnya Dicabut

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menginginkan otoritas nuklir yang dimiliki Presiden petahana AS Donald Trump agar dicabut.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Trump Dianggap sebagai Biang Kekacauan, Ketua DPR Nancy Pelosi Minta Otoritas Nuklirnya Dicabut
MANDEL NGAN / AFP
Suasana panas dalam pidato Trump kali ini sudah terasa sejak awal. Ia terlibat ketegangan dengan perang emosional dengan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi. Naskah pidato disobek. 

Keinginan Pelosi Dinilai Berbahaya

Meski maksudnya benar, langkah Pelosi dinilai bahaya jika menginginkan Trump tidak memegang otoritas nuklir.

Menggunakan sistem kendali nuklir untuk kepentingan politik akan merusak perencanaan AS untuk mencegah musuh asing menyerang.

Presiden AS, sebagai panglima tertinggi memiliki kewenangan tunggal untuk meluncurkan senjata nuklir karena alasan kecepatan.

Di bawah aturan saat inipun, Trump adalah satu-satunya orang di pemerintahan yang dapat memerintahkan serangan nuklir.

Untuk mencegah musuh meluncurkan nuklir ke AS, musuh perlu tahu AS bisa meluncurkan lebih banyak bahkan sebelum nuklir musuh mendekat.

Musuh diharapkan berpikir AS bisa menghabisi sebuah negara bahkan jika AS diserang nuklir juga.

Baca juga: Akun Twitter Donald Trump Ditutup Permanen karena Dinilai Bisa Picu Kekerasan Lebih Lanjut

Baca juga: Meski Tak Mau Sebut Nama Joe Biden, Trump Akhirnya Akui Kemenangan Lawannya

Vice President Mike Pence claps as Speaker of the House Nancy Pelosi rips a copy of President Donald Trump speech after he delivers the State of the Union address at the US Capitol in Washington, Feb. 4, 2020.Vice President Mike Pence claps as Speaker of the House Nancy Pelosi rips a copy of President Donald Trump speech after he delivers the State of the Union address at the US Capitol in Washington, Feb. 4, 2020.
Vice President Mike Pence claps as Speaker of the House Nancy Pelosi rips a copy of President Donald Trump speech after he delivers the State of the Union address at the US Capitol in Washington, Feb. 4, 2020.Vice President Mike Pence claps as Speaker of the House Nancy Pelosi rips a copy of President Donald Trump speech after he delivers the State of the Union address at the US Capitol in Washington, Feb. 4, 2020. (Mandel Ngan/AFP via Getty Images)
BERITA REKOMENDASI

Sehingga negara musuh tidak berani mencoba melakukan penyerangan.

Tetapi jika presiden harus berhenti dan meminta persetujuan kepada orang lain dahulu sebelum memerintahkan serangan nuklir, itu dapat memperlambat.

Artinya kemampuan untuk merespons cepat serangan nuklir sebelum sampai ke AS akan hilang.

Kemampuan untuk meluncurkan senjata nuklir dengan cepat adalah inti dari strategi pencegahan nuklir Amerika.

Jika cara ini hilang maka sistem pencegahan akan runtuh.

Musuh AS seperti Rusia, China, dan Korea Utara perlu tahu AS dapat melancarkan serangan nuklir dalam beberapa menit tanpa hambatan.

"Presiden memiliki otoritas peluncuran tunggal, dan dia tidak perlu mengonfirmasinya dengan siapa pun," kata Elaine Scarry, seorang profesor di Universitas Harvard dan penulis Thermonuclear Monarchy, buku tentang otoritas peluncuran senjata nuklir.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas