Washington Tuduh Genosida di Xinjiang, China Sebut Pemerintah Amerika Munafik
George Floyd adalah warga kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS. Lehernya tercekik injakan lutut seorang polisi Minneapolis.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pemerintah China menyatakan AS menunjukkan kemunafikan setelah kebijakan terbarunya melarang semua produk tomat dan kapas dari wilayah Xinjiang barat.
Larangan itu dikaitkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh China atas warga Uighur. Bahkan lembaga di Kongres AS menyebut China melakukan genosida di wilayah itu.
"Di Amerika Serikat, ratusan ribu orang tak berdosa meninggal karena Covid-19, orang seperti George Floyd bahkan tidak bisa bernapas," sindir juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.
George Floyd adalah warga kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS. Lehernya tercekik injakan lutut seorang polisi, yang menolak peringatan warga yang menyaksikan peristiwa itu.
Kematian George Floyd memicu protes luas, tindakan anarki, kerusuhan massal, dan mengulang kampanye nasional “Black Live Matters”.
Pernyataan Zhao Lijian secara khusus merespon tuduhan AS yang menganggap, produk Xinjiang dibuat melalui "kerja paksa" muslim Uighur.
Zhao Lijian menyebut tuduhan itu "kebohongan terbesar abad ini." Lijian juga mengatakan tuduhan AS itu tindakan tercela, karena praktik buruk justru terjadi di di AS.
Ia merujuk artikel Los Angeles Times tentang tahanan perempuan di AS yang dipaksa bekerja lembur untuk memproduksi masker, tanpa ditawarkan perlindungan diri.
Rabu (13/1/2021) AS memberlakukan larangan selimut pada pakaian dan tekstil yang dibuat dengan kapas yang ditanam di Xinjiang, serta biji tomat, tomat kaleng, saus tomat, dan produk lain dari wilayah tersebut.
US Customs and Border Protection (CBP) mengatakan lewat sebuah pernyataan, pihaknya telah mengeluarkan Perintah Pelepasan Penahanan, yang memungkinkan pihak berwenang untuk menyita produk di semua pelabuhan masuk AS.
CBP memperkirakan sekitar $ 9 miliar produk kapas dan produk tomat senilai $ 10 juta diimpor dari China ke AS dalam 12 bulan terakhir.
Sanksi AS ke China Terkait Problem Uighur
Pada Desember 2020, Kongres AS mengesahkan Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uighur, yang menerima barang apa pun dari Xinjiang karena dibuat lewat kerja paksa melalui sistem kamp interniran massal.
Hubungan China-AS telah memburuk secara signifikan di bawah Presiden Donald Trump, yang mengecam China atas kemunculan wabah Corona.