Washington Tuduh Genosida di Xinjiang, China Sebut Pemerintah Amerika Munafik
George Floyd adalah warga kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS. Lehernya tercekik injakan lutut seorang polisi Minneapolis.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Washington mengeluarkan banyak sanksi perdagangan dan larangan visa bagi anggota Partai Komunis China.
Komisi Eksekutif Kongres untuk China (CECC) di Kongres AS mengeluarkan laporan, dugaan "genosida" China terhadap Uighur dan Muslim minoritas lainnya di wilayah barat Xinjiang.
Laporan itu dirilis Kamis (14/1/2021). CECC menyebut bukti baru telah muncul dalam setahun terakhir, "kejahatan terhadap kemanusiaan dan mungkin genosida sedang terjadi.
CECC juga menuduh China melecehkan warga Uighur di AS. China menerima kecaman luas karena mendirikan kompleks di Xinjiang.
Fasilitas itu digambarkannya "pusat pelatihan " untuk membasmi "ekstremisme" dan memberi orang keterampilan baru, tetapi yang lain menyebutnya kamp konsentrasi.
Fasilitas Pelatihan Khusus Warga Uighur
PBB mengatakan setidaknya satu juta orang Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan di Xinjiang.
Menurut Aljazeera.com, para pemimpin agama, kelompok aktivis, dan lainnya mengatakan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk genosida, sedang terjadi di sana.
Beijing membantah tuduhan pelecehan. Laporan CECC menyerukan "keputusan resmi AS tentang apakah kekejaman sedang dilakukan" di Xinjiang, dan keputusan semacam itu diperlukan dalam waktu 90 hari sejak undang-undang AS disahkan pada 27 Desember 2020.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, di hari-hari terakhir masa jabatannya sebelum Presiden terpilih Joe Biden menggantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari, mempertimbangkan langkah besar terhadap China.
Kebijakan itu disebut bakal “mengejutkan dan belum pernah terjadi sebelumnya”. Ketua bersama CECC, Jim McGovern (Demokrat), menyebut tindakan China menghancurkan hak asasi manusia pada tahun lalu.
Ia mendesak Kongres dan pemerintahan Joe Biden yang akan datang untuk meminta pertanggungjawaban Beijing.
"AS harus terus mendukung rakyat China dalam perjuangan mereka dan memimpin dunia dalam satu tanggapan yang bersatu dan terkoordinasi terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintah China," katanya.
Hubungan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia telah jatuh ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir karena ketidaksepakatan tentang berbagai masalah.