Donald Trump Tinggalkan Pesan Video Gerakan Politiknya Baru Saja Dimulai
Trump akan meninggalkan Gedung Putih Rabu pukul 08.00 waktu Washington, pulang ke komplek resortnya di Mar a-Lago, Palm Beach, Florida.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Hadapi Sidang Pemakzulan di Senat AS
Trump telah dituduh menghasut para pendukungnya dalam rapat umum sesaat sebelum penyerbuan massa ke Capitol.
Dalam pesan video di tengah kekacauan, Trump mengatakan kepada para pendukungnya untuk pulang, sambil mengatakan, "Kami mencintaimu".
Ia mengulangi tuduhan Pemilu AS telah "dicuri". Pekan lalu, DPR AS mendakwa Trump atas "hasutan untuk memberontak" sehubungan dengan kerusuhan tersebut.
Sesaat sebelum rilis pesan perpisahan Trump lewat video itu, pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan para perusuh itu "diberi umpan kebohongan.
Tokoh senior Republik itu menyebut mereka diprovokasi oleh presiden dan orang-orang kuat lainnya. Trump akan menghadapi persidangan di Senat atas pasal pemakzulan.
Sidang pemakzulan akan efektif jika dua pertiga mayoritas Senat sepakat memutuskan hukuman. Sementara saat ini majelis terbagi 50-50 antara Demokrat dan Republik.
Pemungutan suara bersalah juga dapat menyebabkan Trump dilarang memegang jabatan federal di masa depan.
Sebagai presiden satu masa jabatan, Trump saat ini memenuhi syarat untuk mencalonkan diri lagi pada 2024 dan diharapkan menjadi kekuatan berpengaruh yang mengarah ke pemilihan itu.
Lewat sambutannya juga, Trump juga berterima kasih kepada keluarganya, kabinetnya, dan Wakil Presiden Mike Pence, yang secara khusus ditekan dalam upayanya membatalkan hasil pemilu.
John Hendren dari Al Jazeera, melaporkan dari Washington, DC pada Selasa malam, mengatakan pesan itu mungkin lebih ramah daripada yang diharapkan banyak orang.
Tapi, Hendren berkata, "itu benar-benar Trumpian dalam arti bahwa dia tidak pernah benar-benar mengakui nama Joe Biden".
Pidato Trump berfungsi sebagai penutup pidato pengukuhannya pada 2017. Trump saat itu meletakkan visinya tentang kepemimpinan berdasarkan konsep "America First".
“Empat tahun lalu… kami memulai misi untuk menjadikan Amerika hebat lagi bagi semua orang Amerika,” katanya.