Trump Berdoa untuk Keberhasilan Pemerintahan Biden dalam Menjaga Amerika Tetap Aman dan Sejahtera
Trump mengatakan tanpa bukti bahwa pemilu telah dicurangi terhadapnya dan memberi tekanan pada pejabat negara untuk membatalkan hasil pemilu.
Editor: Dewi Agustina
"Kami melakukan apa yang kami inginkan di sini, dan masih banyak lagi. Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan tersulit, pilihan yang paling sulit karena itulah yang Anda pilih uuntuk saya lakukan," ujar Trump.
Trump mencatat perdamaian Timur Tengah yang diprakarsai pemerintahannya dan memuji agenda kebijakan luar negerinya.
Baca juga: Warga di Desa Thulasendrapuram India Bangga Kamala Harris Jadi Wakil Presiden Amerika Dampingi Biden
"Kami merevitalisasi aliansi kami dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan di China, tidak seperti sebelumnya. Saya sangat bangga menjadi presiden pertama dalam beberapa dekade yang telah memulai tidak ada perang baru," kata suami Melania tersebut.
Trump, yang lengser di tengah perpecahan mendalam di negara itu, mengutuk kerusuhan di Gedung Capitol.
"Semua orang Amerika merasa ngeri dengan serangan di Capitol. Kekerasan politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi. Sekarang, ketika saya bersiap untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada siang hari saya ingin Anda tahu bahwa gerakan yang kami mulai baru saja dimulai," kata Trump.
"Saya pergi dari tempat yang megah ini dengan hati yang setia dan penuh sukacita dan semangat optimis, dan kepercayaan diri yang tertinggi bahwa bagi negara kita dan untuk anak-anak kita," tambahnya.
Medan Perang
Suasana di Washington DC bak medan perang. Momen pelantikan bakal begitu berbeda dibanding tahun sebelumnya, karena terjadi di tengah wabah Covid-19 dan perpecahan akibat politik.
Dilansir Sky News pemandangan berbeda tersaji di hadapan Joe Biden dan istrinya, Jill, saat mereka tiba di Washington DC.
Lebih dari 25.000 tentara Garda Nasional dikerahkan ke ibu kota guna mencegah potensi kerusuhan seperti yang terjadi pada 6 Januari.
Jumlah itu, hampir tiga kali lipat gabungan pasukan AS di Afghanistan, Suriah, maupun Somalia, membuat ibu kota layaknya medan perang.
Seluruh jalanan DC dilaporkan ditutup, dengan pelat beton dan kontainer truk berukuran besar dipasang menutupi area pusat.
Dinas keamanan mengungkapkan, mereka mendapatkan laporan intelijen bahwa teroris sayap kanan hendak menyasar bangunan negara.
Dengan keputusan pihak keamanan menutup DC, diprediksi tidak akan ada perayaan dalam pelantikan Joe Biden, di mana sebagian menonton secara virtual.
National Mall, tempat yang biasanya menjadi rujukan jika Hari Inaugurasi digelar, juga dilaporkan sudah tertutup.
Sebanyak 200.000 bendera bakal dipasang oleh pihak pengelola untuk mewakili mereka yang yang tidak bisa hadir. (Tribun Network/reuters/sky news/mal/wly)