Iran Akan Mulai Vaksinasi Covid-19, Presiden Rouhani Rahasiakan Vaksin Asing yang Diimpor
Iran meluncurkan uji coba kandidat vaksin domestik pertamanya akhir bulan lalu terhadap manusia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan vaksinasi Covid-19 akan dimulai dalam beberapa minggu mendatang di Iran.
Ngeara ini disebut-sebut negara terparah di Timur Tengah itu yang terkena Covid-19.
"Vaksin dari luar adalah kebutuhan sampai vaksin lokal tersedia," kata Rouhani dalam keterangan yang disiarkan televisi seperti dilansir Reuters, Minggu (24/1/2021).
Ia tidak mengungkap secara rinci vaksin asing apa yang akan digunakan di Iran.
Rencana vaksinasi ini disampaikan Presiden Rouhani karena kasus kematian harian Covid-19 turun ke level terendah setelah lebih dari tujuh bulan terakhir.
Para pejabat juga mengumumkan bahwa tidak ada lagi "kota merah" berisiko tinggi di negara itu.
Baca juga: Update 24 Januari: Kasus Covid-19 Bertambah 11.788 Orang
Awal bulan ini Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, otoritas tertinggi Iran, melarang pemerintah mengimpor vaksin dari Amerika Serikat dan Inggris.
Rouhani mengatakan sesuai dengan larangan Khamenei pada saat itu bahwa pemerintahnya akan membeli "vaksin asing yang aman."
Iran meluncurkan uji coba kandidat vaksin domestik pertamanya akhir bulan lalu terhadap manusia.
Dia mengatakan vaksin lokal ini dapat membantu mengalahkan pandemi meskipun ada sanksi AS yang mempengaruhi kemampuannya untuk mengimpor vaksin.
"Telah terjadi pergerakan yang baik di bidang vaksin lokal dan asing," kata Rouhani.
Ia menambahkan bahwa tiga vaksin domestik - Barekat, Pasteur dan Razi, beberapa di antaranya telah dikembangkan dengan kolaborasi dengan luar negeri - dapat dimulai pada musim semi dan musim panas mendatang.
Kuba mengatakan awal bulan ini bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan dengan Teheran untuk mentransfer teknologi untuk kandidat vaksin virus corona yang paling canggih dan melakukan uji klinis tahap terakhir di Iran.
Teheran dan Havana berada di bawah sanksi-sanksi AS yang sulit menghalangi perusahaan farmasi asing untuk berdagang dengan mereka.