Donald Trump Lengser, Eks Staf Gedung Putih Bingung Mencari Pekerjaan Baru
Trump hanya sekilas muncul Jumat (22/1/2021) saat ia main golf di lapangan pribadinya di Palm Beach, Florida.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Para pejabat pemerintahan Trump yang empat tahun berkuasa di Sayap Barat, rata-rata kini tengah berlibur, menghabiskan hari-hari yang sebelumnya tersita mengurusi negara.
Sebagian lain panik meminta bantuan para koleganya, mencari pekerjaan baru karena mereka harus memikirkan nasib karier mereka sendiri.
Tapi itu tidak mudah. Tercemar reputasi buruk Trump, beberapa pembantu Trump menggambarkan pasar kerja yang suram.
Mereka merasa hampir tidak ada peluang untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan Amerika, dan beberapa bahkan melihat peluang menjanjikan menghilang setelah amukan di Capitol AS.
Mantan pejabat Gedung Putih kedua mengatakan mereka tahu tentang orang yang mendapatkan pekerjaan dibatalkan karena 6 Januari.
Ahli strategi Republik itu merujuk waktu saat massa fanatik pendukung Trump menyerbu Capitol Hill, membuat kerusakan, dan berakhir kematian 5 orang.
"Mereka benar-benar kacau," kata ahli strategi itu, menunjuk ke beberapa pejabat tinggi yang bertahan bersama Trump sampai akhir yang pahit.
Orang di Sekeliling Trump Bermain Api di saat Krisis
Menurutnya, peringatan hal buruk sudah disampaikan berulang-ulang. Namun para pembantu penting di sekeliling tidak mendengarnya.
“Mereka diberitahu berulang kali untuk melepaskan tangan mereka dari kompor panas, dan mereka tidak mau mendengarkan,” katanya.
Bukan hanya staf tingkat bawah dan menengah kesulitan, mantan Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows, mempertimbangkan posisi di Trump Organization, karena kurangnya pilihan.
Padahal ia sudah menghabiskan tujuh tahun di DPR AS. Menghadapi rintangan pekerjaan ini, staf telah mengedarkan proposal lamaran di antara satu sama lain.
Pejabat Trump lainnya memutuskan untuk memulai bisnis mereka sendiri atau beralih kembali ke kantor Republik di Capitol Hill atau mempekerjakan mantan rekan mereka.
Mantan Direktur Komunikasi Strategis Gedung Putih, Alyssa Farah, misalnya, baru-baru ini meminta bantuan mantan asisten Wakil Presiden Mike Pence untuk bergabung ke kantor konsultan barunya.