Polisi Moskow Menangkap Saudara Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny
Kepolisian Moskow menggerebek apartemen dan kantor milik keluarga serta rekan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny pada Rabu (27/1/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Kepolisian Moskow menggerebek apartemen dan kantor milik keluarga serta rekan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, pada Rabu (27/1/2021).
Saudara Alexei Navalny dilaporkan ditahan oleh pihak berwajib.
Lokasi yang digeledah pihak berwenang termasuk apartemen Alexei Navalny, tempat polisi menahan saudaranya, Oleg, dan apartemen sewaan tempat tinggal istri Navalny, Yulia.
Video di stasion TV daring Dozhd menunjukkan, Yulia Navalny memberi tahu wartawan dari jendela bahwa polisi tidak mengizinkan pengacaranya memasuki apartemen.
Baca juga: POPULER Internasional: Joe Biden Dibiarkan Menunggu di Depan Gedung Putih | Profil Alexei Navalny
Baca juga: Profil Alexei Navalny, Kritikus Vladimir Putin yang Juga Merupakan Pemimpin Oposisi Rusia
AP News melaporkan, penggerebekan itu terjadi empat hari sebelum protes yang diserukan oleh para pendukung Navalny pada Minggu (24/1/2021).
Demonstrasi yang menyerukan pembebasan Alexei Navalny terjadi di lebih dari 100 kota di seluruh Rusia pada Sabtu lalu.
Aksi massa ini menunjukkan kemarahan yang meningkat terhadap Kremlin.
Hampir 4.000 orang dilaporkan ditangkap pada protes tersebut.
Lokasi lain yang digerebek polisi pada Rabu adalah kantor yayasan antikorupsi Navalny dan studio yang memproduksi video dan siaran daringnya.
Tidak ada komentar dari polisi atas penggeledakan tersebut.
Baca juga: Rusia Menahan Lebih dari 3.000 Orang dalam Aksi Protes Pro-Alexei Navalny
Baca juga: Ribuan Pendukung Oposisi Rusia Tuntut pembebasan Alexei Navalny
Protes Massal di Moskow
Rekan Navalny mengatakan di media sosial bahwa penggerebekan itu terkait dengan dugaan pelanggaran peraturan epidemiologi dari protes massal pekan lalu di Moskow.
"Tapi menyelidiki tim, kerabat, dan kantor Navalny adalah ketakutan gila Putin," kata tim Navalny dalam sebuah pesan.
Navalny ditangkap pada 17 Januari 2021 sekembalinya dari Jerman, di mana dia menghabiskan lima bulan untuk memulihkan diri dari keracunan zat saraf.
Dua hari setelah penangkapannya, organisasinya merilis laporan video ekstensif di kompleks tepi pantai yang diduga dibangun untuk Putin.
Video itu telah dilihat puluhan juta kali.
Navalny yang disebut sebagai musuh Kremlin yang paling menonjol, mengalami koma saat berada dalam penerbangan domestik dari Siberia ke Moskow pada 20 Agustus 2020.
Dia dipindahkan dari rumah sakit di Siberia ke rumah sakit Berlin dua hari kemudian.
Baca juga: Alexei Navalny Segera Kembali ke Rusia, Juru Bicara: Tak Ada Opsi Lain untuk Dipertimbangkan
Baca juga: Rumah Sakit Jerman yang Rawat Alexei Navalny Kabarkan Pemimpin Oposisi Rusia Itu Bangun dari Koma
Ditemukan Zat Saraf Novichok
Laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia dan hasil tes oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, menetapkan bahwa ia terpapar zat saraf Novichok era Soviet.
Otoritas Rusia telah menolak untuk membuka penyelidikan kriminal lengkap, dengan alasan kurangnya bukti bahwa Navalny diracun.
Pada Desember 2020, Navalny merilis rekaman panggilan telepon yang dia lakukan kepada seorang pria, yang dia gambarkan sebagai tersangka anggota sekelompok petugas Dinas Keamanan Federal, atau FSB.
Konon, orang tersebut meracuninya pada Agustus dan kemudian mencoba untuk menutupinya.
Namun, FSB menolak rekaman itu sebagai palsu.
Penangkapan Navalny dan tindakan keras polisi pada protes tersebut telah menimbulkan kecaman luas dari Barat dan seruan untuk pembebasannya.
Pada Rabu (27/1/2021), Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pernyataan menteri luar negeri Kelompok Tujuh yang mengutuk penangkapannya merupakan "campur tangan besar" dalam urusan dalam negeri Rusia.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.