Australia Bakal Tanpa Google dan Facebook
Google menentang rencana UU yang akan memaksa mereka dan Facebook Inc membayar ke penerbit Australia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah guru kelas melakukan kegiatan mengajar jarak jauh kepada peserta didik yang ada di rumah masing-masing dengan metode belajar mengajar secara daring (online), di SDN 026 Bojongloa, Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (27/7/2020). Proses belajar mengajar daring yang diterapkan di sekolah ini menggunakan aplikasi WhatsApp Group, Google Form, dan Google Classroom. Sementara bagi peserta didik yang tidak memiliki smartphone, pihak sekolah mengharuskan orang tua siswa ke sekolah setiap hari untuk mengambil lembaran soal yang bisa dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan hasil pengerjaan soalnya dikumpulkan lewat komite seminggu sekali untuk penilaian. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Gino Porro (58), pemilik bar dan resto Li'l Darlin di Darlinghurst Sydney, hanya menggunakan Google dan belum pernah mendengar mesin telusur lainnya.
Tapi dia yakin pengaruh kembalinya rekomendasi dari mulut ke mulut, jika Google menutup layanannya. "Layanan pelanggan itu penting, bukan Google," katanya.
Namun di Canberra, Smith, seorang siswa merasa tak nyaman jika Google ditutup, seberapa baik kinerja mesin telusur penggantinya.
“Sejujurnya saya merasa hidup saya akan menjadi jauh lebih sulit,” katanya.(Tribunnews.com/Aljazeera/Boomberg/xna)
Berita Rekomendasi