Kesampingkan Perbedaan, Kelompok Etnis Myanmar Bersatu Lawan Kudeta Myanmar
Mengesampikan perbedaan, kelompok etnis Myanmar yang terdiri dari berbagai agama hingga organisasi bersenjata bersatu melawan kudeta militer.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
Di bagian lain kota, penggemar sepak bola yang mengenakan perlengkapan tim berbaris dengan plakat lucu yang mengecam militer.
Ribuan orang juga berkumpul di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin, dengan para pria muda memainkan musik rap dan melakukan dance-off.
Sedangkan di ibu kota Naypyidaw, beberapa pengunjuk rasa menutupi kepala mereka dengan seprai dan berpakaian seperti hantu dengan kacamata hitam di bawah terik matahari.
Salah satunya membawa plakat bertuliskan 'tidak semua hantu itu menakutkan, tetapi polisi Burma lebih menakutkan'.
Diketahui, tentara membubarkan aksi protes di kota tenggara Mawlamyine dan menangkap beberapa orang.
Pasukan keamanan melakukan serangkaian penangkapan lainnya dalam semalam kemudian melakukan penahanan.
Baca juga: VIDEO Ini Perlihatkan Sejumlah Polisi Myanmar Berbalik Dukung Demonstran Penentang Kudeta
Mereka yang ditahan termasuk setidaknya satu dokter yang ikut serta dalam kampanye aksi protes sipil yang semakin meluas.
AS Jatuhkan Sanksi pada Junta, Facebook Awasi Konten yang Diunggah Militer
Pemerintah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada pemerintah militer atau junta Myanmar, Kamis (11/2/2021).
Sanksi AS itu menargetkan 10 pejabat militer, termasuk Min Aung Hlaing, yang dianggap bertanggung jawab atas kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Pemerintahan Joe Biden juga memasukkan tiga perusahaan permata dan giok yang diduga dimiliki atau dikendalikan oleh militer.
Sebelumnya, Min Aung Hlaing dan jenderal senior lainnya sudah berada di bawah sanksi AS atas pelanggaran terhadap Muslim Rohingya dan minoritas lainnya.
Dengan diberikannya sanksi, akses junta terhadap dana pemerintah yang disimpan di AS sementara terblokir.
Adapun atas tindakan-tindakan militer tersebut, Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akan membahas Negeri Seribu Pagoda itu pada sesi khusus, Jumat (19/2/2021) mendatang.
Lebih lanjut, perusahaan media sosial Facebook dikabarkan akan mengawasi hingga menghapus konten-konten yang dijalankan oleh junta.
Pengawasan itu dilakukan setelah Facebook mengindikasi adanya tindakan melanggar aturan oleh junta, yaitu junta terus menyebarkan informasi yang salah atau hoaks di media sosial setelah merebut kekuasaan.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)