Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Olimpiade Jepang Yoshiro Mori Mengundurkan Diri

Ketua Olimpiade Jepang Yoshiro Mori (83) menyatakan akan mengundurkan diri secara resmi, Jumat (12/2/2021) hari ini.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ketua Olimpiade Jepang Yoshiro Mori Mengundurkan Diri
Foto Chunichi
Yoshiro Mori (83), Ketua Umum Panitia Penyelenggara Olimpiade Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ketua Olimpiade Jepang Yoshiro Mori (83) menyatakan akan mengundurkan diri secara resmi, Jumat (12/2/2021) hari ini.

"Saya akan mengundurkan diri besok. Saya akan bertanggung jawab atas pengaruh luas ucapan saya," papar Yoshiro Mori, Kamis (11/2/2021) sore.

Sebelumnya pada 3 Februari lalu, Yoshiro Mori, Ketua Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, mengatakan "dewan direktur dengan banyak wanita akan membutuhkan waktu, bicara jadi panjang".

Keesokan harinya pada 4 Februari 2021, Yoshiro Mori langsung meralat ucapannya dan meminta maaf atas ucapan tersebut.

Dampaknya menyebar satu demi satu termasuk pengunduran diri sekitar 500 sukarelawan dari kancah Olimpiade dan Paralimpiade.

Mori telah terpilih 14 kali berturut-turut sejak pertama kali terpilih dalam pemilihan anggota parlemen pada tahun 1969.

Berita Rekomendasi

Dia pernah menjabat berbagai posisi penting di pemerintahan sebagai PM Jepang dan LDP seperti Menteri Pendidikan dan Sekretaris Jenderal LDP.

Baca juga: 68 Perusahaan Jepang Memprotes, Ketua Olimpiade Mori Semakin Didesak untuk Mengundurkan Diri

Baca juga: PM Jepang: Komentar Yoshiro Mori yang Melecehkan Wanita Tidak Bagus Bagi Kepentingan Nasional

Setelah pensiun dari politik pada tahun 2012, ia menjadi ketua Komite Penyelenggara Tokyo pada Januari 2014, mempersiapkan acara tersebut.

Setelah itu, kritik terus bermunculan dari para atlet, pakar, dan perusahaan sponsor yang mendukung turnamen, dan riak menyebar, dengan sederet relawan dan pembawa obor yang menolak turnamen.

Fakta bahwa Sekretaris Jenderal LDP Toshihiro Nikai mengatakan, "Jika Anda tenang dan diam, pikiran Anda akan berubah," adalah salah satu alasan kritik tersebut.

Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang berkomentar bahwa "masalah ini telah diselesaikan" dengan permintaan maaf Mori, menuduhnya "sama sekali tidak pantas" dalam pernyataan resmi pada tanggal 9 Februari 2021.

Panitia mengirimkan pesan permintaan maaf kepada relawan dan pembawa obor, menjelaskan dan meminta maaf kepada perusahaan sponsor, dan pada tanggal 12 Februari 2021 mengadakan rapat gabungan direksi dan dewan untuk menenangkan situasi.

Ketua Olimpiade Jepang, Yoshiro Mori.
Ketua Olimpiade Jepang, Yoshiro Mori. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

PM Jepang Yoshihide Suga di sidang parlemen menyatakan, "Ucapan itu tidak baik untuk kepentingan nasional, dan Komite Penyelenggara harus memutuskan apakah Mori akan tetap menjadi ketua."

"Kalau seseorang yang membuat pernyataan yang bertentangan dengan gagasan Olimpiade tetap di atas menyelenggarakan Olimpiade, itu akan merusak kepentingan nasional dan harus mengundurkan diri," kata sumber Tribunnews.com, seorang politisi Jepang.

Tiga partai oposisi, Partai Demokrat Konstitusional, Partai Komunis, dan Partai Demokratik Rakyat, dalam rapat parlemen tanggal 10 Februari meminta pemerintah untuk mendesak Mori mengundurkan diri untuk pembersihan citra Olimpiade dan dianggap tidak berfungsi dengan baik.

"Saya merasa keputusan mengundurkan diri adalah pilihan yang tepat. Karena ada kritik dari dalam dan luar negeri tentang pernyataan yang dianggap menghina wanita, sebagai pemimpin dalam penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Pertandingan di Jepang," kata Ketua Federasi Tinju Jepang, Sadanobu Uchida.

Hiroyuki Horikawa (56), yang akan bertugas sebagai sukarelawan di venue sepak bola Olimpiade Tokyo, adalah salah satu relawan turnamen yang mengalami kelumpuhan di sisi kanannya akibat kecelakaan lalu lintas.

Baca juga: Komite Olimpiade Indonesia Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Komite Olimpiade Qatar

Baca juga: Pelanggaran Ketentuan Olimpiade Jepang Dapat Dicabut Akreditasi dan Dilarang Bertanding

"Kali ini tentang wanita, tetapi jika sedikit berbeda, mungkin akan menimbulkan pernyataan bagi orang-orang dengan disabilitas seperti saya. Saya takut. Saya merasakannya. Saya pikir pengunduran diri terlambat," ungkap Horikawa.

Olimpiade Tokyo memiliki "keragaman dan harmoni" sebagai visinya, tetapi Horikawa berkata, "Karena sukarelawan dilatih dalam keberagaman, saya pikir ada orang yang sama kecewa dengan pernyataan ini seperti saya. Selain Olimpiade, Paralimpiade adalah kristalisasi keragaman yang diikuti oleh atlet dengan berbagai kecacatan, dan juga untuk atlet."

Sementara itu Forum bisnis WNI di Jepang baru saja meluncurkan masih pre-open Belanja Online di TokoBBB.com yang akan dipakai berbelanja para WNI di Jepang. Info lengkap lewat email: bbb@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas