Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lebih dari 60% Perusahaan Jepang di Luar Negeri Alami Kerugian Serius

Lebih dari 60% perusahaan Jepang yang berbisnis di luar negeri telah mengalami kerugian serius karena pandemi COVID-19.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Lebih dari 60% Perusahaan Jepang di Luar Negeri Alami Kerugian Serius
Richard Susilo
Logo Jetro 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Lebih dari 60% perusahaan Jepang yang berbisnis di luar negeri telah mengalami kerugian serius karena pandemi COVID-19.

"Banyak sekali perusahaan Jepang di tahun fiskal 2020,  penjualan di pasar luar negeri untuk setiap perusahaan turun rata-rata sebesar 40%," ungkap sumber Tribunnews.com di Jetro Rabu (17/2/2021).

Hasil survei tersebut dari Jetro (badan perdagangan luar negeri Jepang) dari  Oktober hingga Desember 2020,  terhadap perusahaan Jepang yang telah menggunakan layanan JETRO untuk mengukur minat mereka dalam bisnis di luar negeri.

Balasan yang valid diterima dari sekitar 2.700 perusahaan. Ini mengikuti survei yang dilakukan pada bulan September 2020 di sekitar 9.000 pangkalan perusahaan Jepang di luar negeri (dirilis pada Desember 2020). 

Tercatat, pembatasan kontrol ekspor yang diberlakukan oleh China dan AS akibat gesekan bilateral mereka telah menjadi perhatian terbesar terkait kebijakan perdagangan Jepang.

Adapun kebijakan perdagangan yang paling berpengaruh terhadap bisnis mereka, "kontrol ekspor dan penguatan regulasi oleh China.

Berita Rekomendasi

Gesekan AS-China telah berdampak tidak hanya di bidang tindakan tarif  saja namun juga kontrol ekspor dan penguatan regulasi investasi oleh AS  menempati peringkat pertama, menjadi hambatan bisnis para pengusaha Jepang di luar negeri.

Pertikaian kedua negara besar itu tampaknya  juga  telah menyebar tanpa henti ke bidang keamanan nasional.

Sementara motivasi untuk memperluas operasi di pangkalan luar negeri perusahaan Jepang yang ada menjadi  terendah. Motivasi untuk membuat terobosan baru di luar negeri tetap tidak berubah.

Selain itu, sebagai tanggapan atas meningkatnya risiko bisnis di luar negeri, semakin banyak perusahaan menunjukkan motivasi untuk mendiversifikasi luar negeri mereka sebagai tujuan pengembangan bisnis.

Tren telah menjadi jelas dalam mendiversifikasi tujuan bisnis di luar negeri seperti AS, Vietnam dan Taiwan, sambil berfokus pada China, pasar sasaran terbesar.


Secara khusus, persentase perusahaan yang berniat untuk melakukan operasi di pasar AS meningkat hampir 10 poin persentase dari tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan sekilas kesadaran yang tumbuh akan perluasan penjualan dan diversifikasi rantai nilai dengan pandangan ke pasar domestik yang besar di AS.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas