Peneliti LIPI: ASEAN Bisa Mainkan Peran Strategis Berdialog dengan Junta Militer Myanmar
Kudeta militer di Myanmar mempunyai dampak terhadap citra ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
“Kita harus memahami bahwa tanpa ASEAN sebenarnya Myanmar tidak akan mungkin terbuka seperti ini perkembangan di dalam negerinya. Di sisi lain kita harus menyadari bahwa tanpa Myanmar sulit bagi ASEAN untuk menjamin stabilitas kawasan,” jelasnya.
Untuk itu dia menilai ASEAN dapat mengajukan inisiatif dialog dengan junta militer.
Dialog itu bukan untuk mencapuri urusan domestik Myanmar, tetapi membawa kembali ke jalan demokrasi yang sedang dirintis selama ini.
“Dalam inisiatif diplomatik, dalam format dialog dan komunikasi dengan junta militer bukan untuk mencampuri melainkan membawa kembali ke jalan demokratisasi yang telah dirintis,” katanya.
Untuk itu diperlukan jembatan untuk bisa memfasilitasi atau menjadi jembatan yang menghubungkan antara militer Myanmar dengan ASEAN.
Indonesia dan Thailand bisa memainkan peran ini.
“Yang menghubungkan antara militer Myanmar dengan ASEAN untuk melakukan dialog ini adalah Thailand dan Indonesia yang tampaknya berpotensi untuk memainkan peran strategis ini,” ujarnya.
Apalagi kata dia, pemimpin junta militer berjanji akan melakukan pemilu yang adil dalam waktu satu tahun ini.
ASEAN bisa memainkan peran strategisnya untuk mengawal dan memastian berjalannya pemilu adil dan demokratis di Myanmar.
“Untuk mengawal dan memastikan akan adanya pemilu. Ini penting bagi ASEAN mengingat dampak yang lebih besar jika junta militer yang berkuasa ini tidak melakukan pemilu dalam waktu dekat,” jelasnya.