Flu Burung H5N8 Terdeteksi Pertama Kali pada Manusia, Menginfeksi Peternak Unggas di Rusia
Beberapa pekerja di sebuah peternakan unggas di Rusia terinfeksi dengan salah satu jenis flu burung H5N8 untuk pertama kalinya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
Awal Februari lalu, Virus flu burung terdeteksi pada ayam di sebuah peternakan unggas di Kota Tako, Prefektur Chiba, Jepang.
Pihak prefektur mulai memusnahkan sekitar 1,15 juta ekor ayam pada Minggu (7/2/2021) sore.
"Ini adalah situasi yang tidak biasa di prefektur dimana 30 persen dari ayam yang dibesarkan dibuang," ungkap sumber Tribunnews.com di Chiba, Minggu (7/2/2021).
Menurut Prefektur Chiba, sebuah peternakan unggas di Kota Tako menghubungi kantor pemda pada tanggal 6 Februari dan melaporkan bahwa "6 ekor ayam mati".
Dan sebagai hasil pengujian genetik, virus avian influenza "tipe H5" terdeteksi.
Prefektur mengadakan pertemuan markas penanggulangan darurat, Minggu (7/2/2021) pagi.
Akhirnya meminta bantuan dari Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) untuk mengirimkan pasukannya membunuh 1,15 juta ekor ayam-ayam agar tak tercemar virus lebih lanjut.
Di prefektur, wabah flu burung telah dikonfirmasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu setengah bulan terakhir.
Dan 30 persen ayam yang dibesarkan di prefektur telah disembelih, termasuk kali ini, yang merupakan kasus ketujuh, merupakan situasi yang tidak biasa.
Baca juga: Gedung Parlemen Jepang Ternyata Memiliki 83 Area Khusus Merokok
Baca juga: 5 Artis Jepang yang Meninggal Bunuh Diri di Tengah Pandemi Covid-19
"Ada masalah kekurangan dokter hewan yang harus ditangani, jadi pihak prefektur meminta pemerintah pusat untuk bekerja sama."
Selain itu, prefektur telah menetapkan peternakan ayam dalam radius 3 km sebagai "area pergerakan terbatas" yang melarang pergerakan ayam dan telur, dan dalam radius 10 km sebagai "area ekspor terbatas" yang melarang pergerakan tersebut.
"Ini adalah situasi darurat di mana 30 persen ayam di prefektur akan disembelih karena wabah di peternakan skala besar," kata Gubernur Chiba Kensaku Morita kepada wartawan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Richard Susilo)