Pejabat AS: Washington akan Amati Sikap Arab Saudi setelah Sanksi atas Pembunuhan Jamal Khashoggi
AS memutuskan untuk mengamati sikap Arab Saudi di massa depan, setelah jatuhkan sanksi terhadap beberapa orang yang terlibat pembunuhan Khashoggi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Pada Jumat, Amerika Serikat memilih Rapid Intervention Force, atau RIF, sebuah unit pengawal kerajaan Saudi yang telah terlibat dalam operasi kontra-pembangkang.
Itu juga mengeluarkan larangan visa pada 76 orang Saudi.
Price mengatakan, dia tidak dapat mengungkapkan nama dari 76 orang itu dan menolak untuk mengatakan apakah Mohammed bin Salman termasuk di antara mereka atau tidak.
Price menambahkan, Amerika Serikat telah mendesak Arab Saudi untuk membubarkan RIF.
Baca juga: Arab Saudi Tolak Laporan Intelijen AS tentang Pembunuhan Jamal Khashoggi
Baca juga: 29 Anggota PBB Mengutuk Arab Saudi atas Pembunuhan Jamal Khashoggi
3 Nama Secara Misterius Dihapus dari Laporan Pembunuhan Khashoggi
Mengutip CNN, secara misterius, tiga nama orang yang dikatakan terlibat dalam pembunuhan Khashoggi hilang.
Kantor Direktur Intelijen Nasional disebut mengubah laporan intelijen secara diam-diam, meski sebagian besar kurang mendapat perhatian.
Terutama ketika pemerintahan Joe Biden gagal menghukum Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman al Saud (MBS).
Padahal, belum lama menegaskan, MBS bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.
Baca juga: AS Tak Hukum Pangeran Saudi atas Pembunuhan Kejam Jurnalis Khashoggi, Takut Korbankan Hal Ini
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Arab Saudi vs AS tentang Pembunuhan Jamal Khashoggi | Kata Pertama Archie
Tautan pertama ke laporan yang dikirim oleh ODNI tidak dapat diakses.
Kemudian diganti dengan versi kedua yang menghapus tiga orang yang baru saja diumumkan "berpartisipasi, memerintahkan atau terlibat atau bertanggung jawab atas kematian Jamal Khashoggi."
Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak menjelaskan mengapa nama-nama itu awalnya ada dalam daftar sekaligus peran mereka dalam pembunuhan Khashoggi.
"Kami meletakkan dokumen yang telah direvisi di situs web karena dokumen asli secara keliru memuat tiga nama yang seharusnya tidak dimasukkan," kata juru bicara ODNI kepada CNN.
Seorang pejabat senior pemerintahan telah berdebat pada Jumat sore sebelum perubahan itu diketahui tidak berisi informasi baru.