38 Orang Tewas di Myanmar saat Pabrik-pabrik China Dibakar
Sedikitnya 22 demonstran anti-kudeta militer di pinggiran kota Hlaingthaya yang miskin, pada Minggu (14/3/2021) setelah pabrik-pabrik yang didanai Chi
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
Penindasan itu merusak prospek perdamaian dan stabilitas, katanya, menarik bagi komunitas internasional mendukung rakyat Myanmar dan aspirasi demokrasi mereka.
Inggris, mantan penguasa kolonial Myanmar, mengatakan terkejut dengan penggunaan kekuatan mematikan oleh pasukan keamanan terhadap orang-orang yang tidak bersalah di Hlaingthaya dan di tempat lain.
"Kami menyerukan penghentian segera kekerasan ini dan bagi rezim militer untuk menyerahkan kembali kekuasaan kepada mereka yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Myanmar," kata Duta Besar Inggris Dan Chugg.
Militer mengatakan pengambilaihan kekuasaan setelah tuduhan kecurangannya dalam pemilu 8 November lalu, yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi. Tetapi KPU menolaj tudingan milter
Suu Kyi telah ditahan sejak kudeta dan akan kembali ke pengadilan pada hari Senin ini.
Dia menghadapi setidaknya empat tuduhan, termasuk penggunaan radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar protokol corona.
Jauh dari Hlaingthaya, setidaknya 16 kematian dilaporkan di tempat lain di Myanmar, termasuk di kota kedua Mandalay dan di Bago, di mana televisi negara MRTV mengatakan seorang petugas polisi tewas karena luka di dada setelah bentrokan dengan demonstran.
Dia adalah polisi kedua yang dilaporkan tewas dalam menghadapi aksi protes.
Kekerasan itu terjadi sehari setelah Mahn Win Khaing Than, yang sedang dalam pelarian bersama dengan sebagian besar pejabat senior dariP Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (ND) Suu Kyi, mengatakan pemerintah sipil akan memberi orang hak hukum untuk membela diri. (Reuters)