Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

38 Orang Tewas di Myanmar saat Pabrik-pabrik China Dibakar

Sedikitnya 22 demonstran anti-kudeta militer di pinggiran kota Hlaingthaya yang miskin, pada Minggu (14/3/2021) setelah pabrik-pabrik yang didanai Chi

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in 38 Orang Tewas di Myanmar saat Pabrik-pabrik China Dibakar
CTGN America dan AFP
Pasukan keamanan Myanmar menewaskan sedikitnya 22 pengunjuk rasa anti-kudeta di Kota Hlaingthaya, areal industri di Myanmar pada Minggu (14/3/2021). 

Kematian terbaru akan menambah jumlah korban dari aksi protes menjadi 126 orang, kata AAPP.

Dikatakan lebih dari 2.150 orang telah ditahan pada hari Sabtu (13/3/2021). Lebih dari 300 orang lainnya dibebaskan.

CHINA MENYERUKAN TINDAKAN

Kedutaan Besar China menggambarkan situasinya  sebagai "sangat parah" setelah serangan terhadap pabrik-pabrik yang didanai China.

Namun pernyataan itu tidak membuat mengkonfirmasi tentang adanya pembunuhan.

"China mendesak Myanmar untuk mengambil langkah-langkah efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindakan kekerasan, menghukum para pelaku sesuai dengan hukum dan memastikan keamanan kehidupan dan properti perusahaan dan personel China di Myanmar," kata pernyataannya.

Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas pembakaran pabrik tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Halaman Facebook kedutaan China dibombardir dengan komentar negatif dalam bahasa Myanmar dan lebih dari setengah reaksi - lebih dari 29.000 - menggunakan emoji wajah tertawa.

Sentimen anti-China telah meningkat sejak kudeta yang menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan. Penentang pengambilalihan kekuasaan oleh tentara menyoroti sikap Beijing yang lebih minim dibandingkan dengan kecaman Barat.

“Hanya dua pabrik yang terbakar untuk saat ini,” pemimpin aks protes Ei Thinzar Maung memposting di Facebook.

"Jika Anda ingin melakukan bisnis di Myanmar dengan stabil, maka hormatilah orang-orang Myanmar," katanya.

"Melawan Hlaingthaya, kami bangga padamu!!"


Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar mengutuk apa yang dia sebut sebagai "kebrutalan yang sedang berlangsung".

Christine Schraner Burgener mengatakan dia telah "secara pribadi mendengar dari kontak di Myanmar laporan pembunuhan yang memilukan, penganiayaan demonstran dan penyiksaan tahanan selama akhir pekan".

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas