Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arab Saudi Tawarkan Rencana Gencatan Senjata kepada Militan Houthi Yaman

Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menuturkan bahwa pihak Kerajaan tawarkan rencana gencatan senjata kepada militan Houthi Yaman di bawah naungan PBB

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Arab Saudi Tawarkan Rencana Gencatan Senjata kepada Militan Houthi Yaman
Handout/Kementerian Luar Negeri Rusia/AFP
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud, menghadiri konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia setelah pertemuan mereka di Moskow pada 14 Januari 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, menuturkan pihak Kerajaan menawarkan rencana gencatan senjata kepada militan Houthi Yaman, di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Mengutip Al Jazeera, Pangeran Faisal membeberkan, gencatan senjata yang diusulkan kepada Houthi diharapkan dapat menangani "seluruh konflik".

Di antaranya adalah mengizinkan bandara utama di Ibu Kota Sanaa yang dikuasai militan Houthi dibuka.

"Ini akan berlaku segera setelah Houthi menyetujuinya," kata Pangeran Faisal di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh.

"Terserah Houthi sekarang," tambah Pangeran Faisal.

Baca juga: Koalisi Saudi Luncurkan Serangan Udara di Ibu Kota yang Dikuasai Militan Houthi Yaman

Baca juga: Houthi Akui Pasukannya Sebabkan Kebakaran di Pusat Migran Yaman, Tewaskan 45 Orang

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud menghadiri konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia setelah pertemuan mereka di Moskow pada 14 Januari 2021.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud menghadiri konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia setelah pertemuan mereka di Moskow pada 14 Januari 2021. (Handout/Kementerian Luar Negeri Rusia/AFP)

Ia menekankan negaranya akan terus melindungi perbatasan, warga dan infrastrukturnya serta "menghadapi agresi Houthi dengan tanggapan yang diperlukan".

"Houthi harus memutuskan apakah akan mengutamakan kepentingan mereka atau kepentingan Iran terlebih dahulu," papar Pangeran Faisal.

Berita Rekomendasi

Proposal gencatan senjata itu juga akan memungkinkan impor bahan bakar dan makanan melalui pelabuhan barat Hodeidah, yang merupakan pelabuhan masuk utama Yaman.

Serta, memulai kembali negosiasi politik antara pemerintah Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan Houthi yang didukung Arab Saudi,

Soal apakah rencana gencatan senjata itu akan bertahan, masih menjadi pertanyaan lain.

Mengingat, gencatan senjata Saudi yang dideklarasikan secara sepihak tahun lalu runtuh.

Baca juga: Koalisi yang Dipimpin Saudi Sebut 2 Rudal Balistik Houthi Serang Daerah Perbatasan di Selatan Arab

16 Maret 2019, Yaman, Sanaa: Pejuang militan Houthi memegang senjata mereka dan meneriakkan slogan-slogan selama pertemuan yang bertujuan untuk memobilisasi lebih banyak pejuang sebelum menuju ke medan perang.
16 Maret 2019, Yaman, Sanaa: Pejuang militan Houthi memegang senjata mereka dan meneriakkan slogan-slogan selama pertemuan yang bertujuan untuk memobilisasi lebih banyak pejuang sebelum menuju ke medan perang. (Hani Al-Ansi / dpa)

Bukan Suatu Hal Baru

Dalam keterangan Kementerian Luar Negeri yang bermarkas di selatan pelabuhan Aden, tawaran itu disambut baik pemerintah Hadi.

Namun, Houthi mengatakan inisiatif itu tidak memberikan "sesuatu yang baru".

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas