Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Pelari Kecewa Estafet Obor Olimpiade di Osaka Jepang Mendadak Dibatalkan

Para pelari kecewa dengan keputusan mendadak yang terjadi sekitar dua minggu sebelum pertunjukan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Para Pelari Kecewa Estafet Obor Olimpiade di Osaka Jepang Mendadak Dibatalkan
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Seorang pelari estafet obor olimpiade di Fukushima 25 Maret 2021 lalu. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gubernur Prefektur Osaka, Hirofumi Yoshimura membatalkan estafet obor Olimpiade Tokyo di Kota Osaka pada tanggal 1 April 2021.

Sementara itu PM Jepang Yoshihide Suga telah mengumumkan deklarasi darurat kembali di wilayah Osaka, Hyogo dan Miyagi, Kamis (1/4/2021).

"Langkah-langkah prioritas seperti pencegahan penyebaran virus corona akan diterapkan kembali di Kota Osaka karena perluasan kembali infeksi virus corona," ungkap Gubernur Prefektur Osaka, Hirofumi Yoshimura, Kamis (1/4/2021).

Para pelari kecewa dengan keputusan mendadak yang terjadi sekitar dua minggu sebelum pertunjukan.

"Sangat disayangkan obor di Osaka terputus. Adakah cara untuk menerapkannya sambil mengambil tindakan melawan infeksi, seperti berlari dengan masker?" kata Junji Yamamoto (62), yang berencana menghubungkan obor di sekitar Balai Kota Osaka (Kita-ku, Osaka) pada tanggal 14 April 2021.

Yamamoto mengembangkan infark otak enam bulan sebelum pensiun.

Pembawa obor Jepang Mahiro Abe (tengah), anggota Pasukan Bela Diri Jepang, membawa obor Olimpiade pada hari pertama estafet obor Olimpiade Tokyo 2020 di kota Naraha, Prefektur Fukushima pada 25 Maret 2021.
Pembawa obor Jepang Mahiro Abe (tengah), anggota Pasukan Bela Diri Jepang, membawa obor Olimpiade pada hari pertama estafet obor Olimpiade Tokyo 2020 di kota Naraha, Prefektur Fukushima pada 25 Maret 2021. (CHARLY TRIBALLEAU / AFP)
Berita Rekomendasi

Awalnya, dia tinggal di kursi roda, tetapi dia bekerja pada rehabilitasi dan pulih ke titik di mana dia bisa berjalan dengan tongkat.

"Saya terus melakukan rehabilitasi dengan estafet obor sebagai satu tujuan. Saya ingin orang-orang yang merawat saya melihat bahwa saya dapat pulih sejauh ini," kata dia.

Jumlah orang yang terinfeksi meningkat, dan Yamamoto bertanya-tanya apakah itu mungkin.

"Tetapi saya terkejut mendengar bahwa itu akan dibatalkan," ujarnya.

"Saya berharap saya bisa melakukannya tanpa pengawasan dan hanya terhubung dengan obor," kata Mari
Shimadzu, seorang pekerja kantoran di kota yang merupakan salah satu pembawa obor di kota.

Mari Shimazu (57) adalah mantan perenang yang ingin berpartisipasi dalam Olimpiade Moskow 1980, yang diboikot Jepang.

Baca juga: TKP Kasus Pembunuhan 19 Warga di Kanagawa Jepang Jadi Salah Satu Lokasi Estafet Obor Olimpiade

Baca juga: Estafet Obor Olimpiade Tokyo Dimulai di Tengah Pembatasan Covid-19 Jepang

Tomoko Mizutani (48), instruktur penitipan anak-anak sekolah di kota yang melamar pembawa obor karena ingin menunjukkan bahwa bahkan orang biasa pun dapat berpartisipasi dalam Olimpiade, naik bus air dari sekitar Istana Osaka (Chuo-ku, Osaka) ke daerah sekitar balai kota.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas