Demonstran Berkumpul 3 Hari Berturut-turut setelah Polisi Tembak Mati Pria Kulit Hitam Daunte Wright
Demonstran melanjutkan aksi protes mereka di hari ketiga buntut dari insiden penembakan pria kulit hitam bernama Daunte Wright oleh seorang polisi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Dilansir NY Times, menurut Kepala Tim Polisi Gannon dari Departemen Kepolisian Brooklyn Center, seorang petugas menghentikan Daunte Wright pada Minggu (11/4/2021) sore karena pelanggaran lalu lintas terkait dengan tanda registrasi yang sudah kadaluwarsa.
Petugas kemudian menemukan bahwa Wright memiliki surat perintah penangkapan.
Saat polisi mencoba menahan Wright, dia masuk kembali ke mobilnya, memicu pergulatan singkat dengan petugas, kata Chief Gannon.
Dalam rekaman kamera tubuh yang diperlihatkan kepada wartawan pada hari Senin, petugas tersebut terlihat menodongkan pistol ke arah Wright dan meneriakkan "Taser."
Setelah mobil Wright bergerak menjauh, petugas itu meneriakkan kata-kata tidak senonoh dan berkata, "Aku baru saja menembaknya" kepada dua petugas lainnya, menurut video tersebut.
Mobil Wright menempuh perjalanan beberapa blok dan menabrak kendaraan lain.
Polisi dan petugas medis menyatakan Wright meninggal di tempat kejadian.
"Saya yakin bahwa petugas tersebut berniat untuk mengeluarkan Taser tetapi ia malah menembak Wright dengan peluru," kata Kepala Gannon.
Petugas yang menembak Wright bernama Kim Potter (48), veteran departemen selama 26 tahun.
Para pejabat mengatakan dia telah diberi cuti administratif.
Namun kini, Potter tekah mengundurkan diri dari kepolisian, kata serikat buruhnya dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Kepala polisi Gannon juga mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Selasa.
Pemeriksa medis Hennepin menyimpulkan hari Senin bahwa Wright "meninggal karena luka tembak di dada dan cara kematiannya adalah pembunuhan."
Keterangan Ibu Korban