Demonstran Berkumpul 3 Hari Berturut-turut setelah Polisi Tembak Mati Pria Kulit Hitam Daunte Wright
Demonstran melanjutkan aksi protes mereka di hari ketiga buntut dari insiden penembakan pria kulit hitam bernama Daunte Wright oleh seorang polisi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Katie Wright, ibu korban, mengatakan kepada wartawan bahwa putranya mengendarai mobil yang diberikan keluarganya dua minggu lalu dan Wright sempat meneleponnya saat dia menepi.
"Dia bilang polisi menepinya karena ada penyegar udara yang tergantung di kaca spionnya," katanya.
Katie menambahkan bahwa putranya sedang mengemudi dengan pacarnya ketika dia ditembak.
Ia mengatakan putranya menjatuhkan atau meletakkan handphone, setelah itu dia mendengar "benturan" dan seorang petugas menyuruh Wright untuk tidak lari.
Lalu, katanya, seseorang menutup telepon.
Ketika dia menelepon kembali, pacar putranya menjawab dan memberi tahu bahwa dia telah ditembak.
Catatan pengadilan menunjukkan bahwa hakim mengeluarkan surat perintah untuk Daunte Wright awal bulan ini setelah dia absen di persidangan.
Dia menghadapi dua tuduhan pelanggaran ringan setelah polisi Minneapolis mengatakan dia membawa pistol tanpa izin dan melarikan diri dari petugas Juni lalu.
Demonstran Bentrok dengan Polisi
Saat berjaga di dekat lokasi kematian Wright pada hari Minggu, ibunya mendesak pengunjuk rasa untuk damai.
"Kami menginginkan keadilan untuk Daunte,” katanya.
"Kami tidak ingin semua ini tentang kekerasan ini."
Tapi beberapa jam kemudian, di luar Departemen Kepolisian Brooklyn Center, pengunjuk rasa berteriak dan melemparkan batu bata dan kaleng ke petugas.
Setidaknya 20 bisnis di dalam mal terdekat telah dijarah, kata seorang pejabat.