Claim Society dan Terlanjur Hidup Enak Membuat Jepang Seolah Bergerak Lambat
Sekitar 4,7 juta tenaga medis Jepang baik perawat maupun dokter tercatat di Jepang, seharusnya sudah mendapatkan vaksinasi kedua kali.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang politisi senior Jepang cukup kaget Kamis ini (15/4/2021) setelah bertemu karena justru mengetahui data vaksinasi kalangan medis yang sudah divaksinasi kedua kali justru dari Tribunnews.com.
"Serius itu baru 13% tenaga medis Jepang yang sudah di vaksinasi dua kali?" tanya politisi tersebut sumber Tribunnews.com yang langsung mengeceknya ke kementerian kesehatan Jepang.
Setelah dicek memang benar.
Sekitar 4,7 juta tenaga medis Jepang baik perawat maupun dokter tercatat di Jepang, seharusnya sudah mendapatkan vaksinasi kedua kali.
Namun sampai dengan vaksinasi kedua kali hingga 13 April 2021, ternyata hanya barulah 13% saja yang telah mendapatkannya.
Padahal 12 April sudah mulai vaksinasi bagi para lansia di Jepang berusia 65 tahun ke atas.
Dari sana muncullah diskusi dengannya, "Mengapa belakangan ini seolah kerja orang Jepang tampak terlambat dibandingkan masa lalu apalagi dibandingkan negara lain?"
"Jepang itu adalah negara yang sudah mapan, sudah hidup enak dan terbiasa detil segalanya. Akhirnya memunculkan Claim Society bagi orang yang tidak puas sekecil apa pun," paparnya mulai menjelaskan.
Sejak mulai berkembang hingga mapan, banyak pengalaman masyarakat Jepang tercipta berkat kerja keras bersama, menjadikan pengalaman sangat berharga.
"Akhirnya terbiasa segalanya serba detil supaya tidak terjadi kesalahan apa pun. Berusaha kerja sesempurna mungkin, membuat kesalahan zero," tekannya lagi.
Apabila ada kesalahan bukan hanya rugi waktu dan tenaga tetapi dipercaya orang Jepang rugi uang juga, time is money, tekannya.
Kini Jepang sudah mapan sudah enak kehidupan segalanya, kebiasaan kehidupan detil, kesalahan zero, akhirnya secara tidak sengaja berdampak terciptanya masyarakat yang Claim Society.
"Tidak sedikit orang mengatakan bahwa orang Jepang claimer, tukang buat claim macam-macam. Sebenarnya bukan demikian. Kita sudah terbiasa sempurna dan sesuai janji. Kalau hasilnya tidak sesuai janji dan tidak sempurna, kita akan merasa rugi segalanya, rencana juga berantakan jadinya," jelasnya lagi.