Imajinasi Warga Amerika tentang Orang Islam: Tinggi Besar, Memakai Jubah, dan Janggut Panjang
Selalu berpostur tinggi besar, berjanggut panjang, memakai jubah dan sorban, serta hidup di padang pasir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Nusantara Fondation Muhammad Syamsi Ali mengungkapkan, kebanyakan warga Amerika mengganggap bahwa semua orang Islam di dunia berpenampilan sebagaimana orang Islam yang ada di negara-negara di Timur Tengah.
Selalu berpostur tinggi besar, berjanggut panjang, memakai jubah dan sorban, serta hidup di padang pasir.
Hal ini diungkapkan Syamsi Ali, yang juga mantan Imam Masjid Islamic Center of New York saat berbincang dengan Tribun Network, Rabu (21/4/2021).
"Sering saya menyampaikan bahwa di dunia barat ini, kalau mereka berimajinasi tentang orang Islam, maka imajinasi mereka itu adalah orang tinggi besar, memakai jubah, janggut panjang, pakai sorban, berdiri di padang pasir dengan menghunuskan pedang di samping seekor Unta," kata Syamsi Ali.
Baca juga: Ini Alasan Imam Shamsi Ali Asal Indonesia Bangun Pesantren di Amerika Serikat
Menurut Syamsi penggambaran umat Islam yang selalu dikaitkan dengan orang-orang Islam di negara-negara di Timur Tengah memiliki konotasi yang buruk.
Itu dikarenakan sistem yang dianut negara-negara Islam di Timur Tengah.
Dimana kebanyakan tidak menerapkan demokrasi, memberlakukan aturan yang mendiskreditkan salah satu gender, hingga tiadanya kebebasan.
"Yang jadi masalah adalah kata Arab itu memiliki konotasi yang buruk. Apa itu? Tidak ada demokrasi, tidak menghormati wanita, tidak ada freedom. Maka agama Islam seolah-olah agama yang seperti itu," ujar dia.
Selain itu, perumpamaan orang Islam hidup di padang pasir, menghunus pedang berdiri di samping Unta, juga memiliki konotasi yang buruk.
"Kemudian kenapa di Padang pasir? Seolah-olah Islam itu mengajarkan keterbelakangan. Kenapa dengan pedang terhunus? Untuk mencerminkan Islam itu adalah agama yang disebarkan dengan kekerasan dan peperangan. Kenapa di samping Unta? Itu Islam tidak mengenal sains dan teknologi," ujar dia.
Serangkaian penggambaran tentang orang Islam dari kacamata warga Amerika ini merupakan sebuah framing yang membuat wajah Islam menjadi buruk.
"Ini semua adalah sebenarnya imajinasi-imajinasi yang dibangun, sebagai bagian dari image building. Perceptional building, untuk membuat buruk wajah Islam," kata Syamsi Ali.
"Maka ini harus kita ubah, stigma ini harus kita ubah. Dengan apa? Dengan menampilkan Indonesia sebagai role model, sebagai contoh tauladan," pungkas dia.