Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amerika Izinkan Kembali Vaksin Johnson & Johnson setelah Sempat Ditangguhkan karena Pembekuan Darah

Amerika Serikat akan melanjutkan kembali penggunaan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson, setelah sebelumnya sempat ditangguhkan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
zoom-in Amerika Izinkan Kembali Vaksin Johnson & Johnson setelah Sempat Ditangguhkan karena Pembekuan Darah
ROB ENGELAAR / ANP / AFP
Sebuah gambar yang diambil pada 12 April 2021 menunjukkan botol vaksin Johnson & Johnson Janssen Covid-19 saat dosis pertama yang berasal dari kota Leiden di Belanda disimpan di pusat distribusi Movianto di Oss. Amerika Serikat akan melanjutkan kembali penggunaan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson, setelah sebelumnya sempat ditangguhkan 

Lebih dari 220 juta dosis vaksin virus corona telah diberikan di AS, terutama suntikan dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Vaksin tersebut menggunakan teknologi yang berbeda dari suntikan J&J.

Vaksin J&J lebih mudah diakses daripada vaksin virus corona lainnya, karena diberikan dengan sekali suntikan.

Vaksin dari Moderna dan Pfizer-BioNTech memerlukan dua dosis yang diberikan dengan jarak beberapa minggu.

Dalam sebuah pernyataan, Paul Stoffels, kepala ilmuwan di J&J, mengatakan perusahaannya yakin vaksinnya akan berguna, meskipun ada kemunduran.

"Kami akan bekerja sama dengan otoritas kesehatan di seluruh dunia untuk mendidik para profesional perawatan kesehatan dan masyarakat untuk memastikan peristiwa yang sangat langka ini dapat diidentifikasi sejak dini dan ditangani secara efektif," katanya.

Mengenal masalah pembekuan darah setelah vaksinasi, langka namun dapat berakibat serius

Berita Rekomendasi

CDC dan FDA merekomendasikan penangguhan untuk vaksin J&J setelah pembekuan darah yang tidak biasa terjadi pada 6 dari 6,8 juta orang yang telah menerima vaksin J&J.

Keenamnya pernah mengalami jenis pembekuan darah langka di otak yang disebut trombosis sinus vena sentral yang dapat menyebabkan sakit kepala atau stroke.

Menurut data, gumpalan darah langka telah terjadi pada tahun tertentu pada lima dari setiap satu juta orang.

Dengan penangguhan sementara, regulator berharap mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mengkomunikasikan risiko itu kepada mereka yang menerima vaksin.

Data yang dibagikan pada hari Jumat pada pertemuan penasihat CDC menemukan bahwa 15 orang telah mengalami gumpalan langka setelah menerima suntikan J&J.

Semuanya perempuan, dan tiga dari 15 kasus berakibat fatal.

Menurut data yang dipresentasikan pada panel CDC, wanita di bawah 50 memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah dibandingkan dengan wanita yang berusia di atas 50 maupun pria.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas