Amerika Izinkan Kembali Vaksin Johnson & Johnson setelah Sempat Ditangguhkan karena Pembekuan Darah
Amerika Serikat akan melanjutkan kembali penggunaan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson, setelah sebelumnya sempat ditangguhkan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
Masalah manufaktur dan kasus pembekuan darah telah mengguncang kepercayaan publik
Pakar kesehatan masyarakat mengkhawatirkan bahwa menghentikan peluncuran suntikan J&J dapat menunda dorongan untuk mengakhiri pandemi.
Kepercayaan publik di Amerika terhadap vaksin telah turun secara signifikan dalam satu setengah minggu sejak penangguhan.
Hanya 19% orang Amerika sekarang yang mau divaksin, menurut data yang disajikan kepada kelompok penasihat Jumat (23/4/2021).
Tantangan manufaktur juga menimpa J&J.
Emergent Biosolutions, kontraktor yang berbasis di Baltimore yang digunakan oleh J&J, telah melanggar peraturan AS.
Laporan FDA baru-baru ini yang menyebut pabrik itu dalam kondisi buruk, termasuk cat yang mengelupas dan pekerja yang melakukan pekerjaan yang tidak terlatih.
Pabrik Emergent belum mengeluarkan dosis vaksin J&J.
Regulator telah menahan pengiriman apa pun dari pabrik itu hingga dapat mengatasi masalah agensi.
Semua pasokan J&J yang digunakan di AS sejauh ini berasal dari pabrik lain di Eropa.
Vaksin J&J bukanlah satu-satunya vaksin yang menghadapi masalah pembekuan darah yang langka.
Awal bulan ini, regulator Eropa mengatakan bahwa pembekuan darah adalah efek samping dari vaksin virus corona AstraZeneca.
Beberapa negara telah menunda penggunaan suntikan AstraZeneca, meskipun Badan Obat-obatan Eropa mengatakan manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.
Baik J&J dan AstraZeneca menggunakan teknologi serupa, sehingga para ahli menganggap bahwa masalah pembekuan mungkin terkait dengan teknologi tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar vaksinasi Covid-19