Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER INTERNASIONAL: Media Jepang tentang KRI Nanggala-402 | Transgender 15 Tahun Tewas Bunuh Diri

Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari sorotan media Jepang tentang KRI Nanggala-402 hingga transgender 15 tahun tewas.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in POPULER INTERNASIONAL: Media Jepang tentang KRI Nanggala-402 | Transgender 15 Tahun Tewas Bunuh Diri
KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari sorotan media Jepang pada KRI Nanggala-402 hingga transgender 15 tahun tewas bunuh diri. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir.

Berita dimulai dari sorotan media Jepang pada tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Beberapa media di Jepang pun memberitakan tenggelamnya kapal selam milik Indonesia yang dijuluki 'Monster Bawah Laut' tersebut.

Sementara itu, seorang remaja transgender berusia 15 tahun tewas bunuh diri.

Namun, kedua orangtuanya pun justru bertengkar mengenai pengaturan pemakamannya.

Baca juga: POPULER NASIONAL Foto KRI Nanggala-402 saat Ditemukan | Kepala BIN Papua Gugur Ditembak KKB

Baca juga: Media Asing: AL Indonesia Yakin Telah Mengidentifikasi Area Hilangnya Kapal Selam Nanggala-402

Berikut berita populer internasional selengkapnya, dirangkum Tribunnews:

1. Sorotan Media Jepang pada Tenggelamnya KRI Nanggala-402

Foto yang diambil pada tanggal 5 Oktober 2017 ini menunjukkan kapal selam Cakra Indonesia KRI Nanggala berlayar dari pelabuhan di Cilegon, Banten.
Foto yang diambil pada tanggal 5 Oktober 2017 ini menunjukkan kapal selam Cakra Indonesia KRI Nanggala berlayar dari pelabuhan di Cilegon, Banten. (AFP)
Berita Rekomendasi

Tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 mendapat banyak sorotan dari media Jepang.

Di antaranya adalah TBS TV, NTV, Fuji TV, Kyodo, Jiji, Sankei, Mainichi, Asahi, Abema, NHK, dan media lainnya.

TBS TV misalnya, memberitakan TNI AL menemukan puing-puing kapal selam tanggal 21 April 2021 lalu.

"Puing-puing telah ditemukan di perairan kapal selam TNI AL, yang hilang selama pelatihan dengan 53 awaknya," ungkap TBS TV, Minggu (25/4/2021).

Seorang eksekutif Angkatan Laut Indonesia mengungkapkan pada tanggal 24 April bahwa beberapa puing telah dikonfirmasi di wilayah laut Bali tersebut, dan mengatakan bahwa itu sebagai bukti tenggelamnya kapal selam tersebut.

Menurut data detektor, kapal selam itu tenggelam di kedalaman sekitar 850 meter.

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca juga: LDP Jepang Kalah Telak, Tak Satu pun Kandidatnya Menang di 3 Pemilu Nasional

Baca juga: Mengintip Aktivitas Pusat Perbelanjaan di Tokyo Jepang Hari Pertama Deklarasi Darurat Ketiga

2. Mutan Baru Covid-19 Mulai Banyak Menginfeksi Warga Jepang

Profesor Hiroyuki Moriuchi (Penyakit Menular Anak) dari Universitas Nagasaki, usia 60 tahun.
Profesor Hiroyuki Moriuchi (Penyakit Menular Anak) dari Universitas Nagasaki. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Mutan baru virus corona banyak menginfeksi warga Jepang akhir-akhir ini, termasuk kalangan anak-anak.

Padahal, jika anak-anak usia 2 tahun ke bawah dipakaikan masker, mereka bisa mati lemas.

"Strain mutan baru mudah menginfeksi di semua kelompok umur, dan (karena rentang aksinya yang sempit) telah mencapai anak yang berada di akhir penyebaran penyakit infeksi saat ini," papar Profesor Hiroyuki Moriuchi (Penyakit Menular Anak) dari Universitas Nagasaki.

"Sulit bagi anak kecil untuk mengambil tindakan terhadap infeksi, dan memakai masker di bawah usia 2 tahun berisiko mati lemas. Penting bagi orang dewasa untuk mengambil tindakan yang tepat dan tidak menularkan ke anak-anak," kata dia.

Infeksi pada anak-anak mencolok dalam "gelombang keempat" epidemi virus corona.

Di Prefektur Fukuoka, kecurigaan infeksi strain mutan, yang dikatakan sangat menular, menyumbang 18,5% dari total remaja dan di bawah 10 tahun, yang lebih tinggi dibandingkan dengan strain konvensional, yaitu sekitar 10%.

Baca selengkapnya di sini>>>

3. Alasan Covid-19 di India Ekstrem

Foto ilustrasi situasi Covid-19 di India: Seorang penjaga keamanan memasang pemberitahuan yang menginformasikan tidak tersedianya tempat tidur untuk pasien di rumah sakit swasta di tengah pandemi virus corona Covid-19 di Allahabad pada 22 April 2021.
Foto ilustrasi situasi Covid-19 di India: Seorang penjaga keamanan memasang pemberitahuan yang menginformasikan tidak tersedianya tempat tidur untuk pasien di rumah sakit swasta di tengah pandemi virus corona Covid-19 di Allahabad pada 22 April 2021. (Sanjay KANOJIA / AFP)

India memecahkan rekor kasus Covid-19 dan tingkat kematiannya yang begitu membeludak selama empat hari terakhir.

Kombinasi varian Inggris yang menjadi dominan dan varian "mutan ganda" baru yang muncul telah membanjiri India jadi pemicunya.

Dr Amir Khan, dokter di Layanan Kesehatan Nasional Inggris dan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Bradford Inggris, membuat catatan khusus di situs Aljazeera.com, Minggu (25/4/2021).

Baca juga: 14 Negara Larang Penerbangan dari India, Buntut Kasus Covid-19 Makin Parah di Negeri Bollywood

Baca juga: 32 WN India Mendarat Lagi di Bandara Soekarno-Hatta, Langsung Dipulangkan ke Asalnya

Menurutnya, ada yang tidak beres di India.

Saat ini, negara tersebut telah melaporkan 346.786 kasus baru Covid -19 selama 24 jam sebelumnya, dengan 2.624 kematian.

Ini jumlah korban harian tertinggi di dunia sejak pandemi dimulai tahun lalu.

Secara keseluruhan, hampir 190.000 orang telah meninggal akibat corona di negara itu.

Sementara itu, lebih dari 16,6 juta orang telah terinfeksi.

Baca selengkapnya di sini>>>

4. Transgender 15 Tahun Tewas Bunuh Diri

Ilustrasi bunuh diri.
Ilustrasi bunuh diri. (dailypost.ng)

Seorang remaja transgender berusia 15 tahun meninggal dikarenakan nekat bunuh diri.

Kejadian tersebut terjadi di Perth, Australia.

Bocah yang identitasnya dirahasiakan itu meninggal di rumah sakit pada tanggal 4 Maret, sehari setelah dirinya melakukan usaha bunuh diri.

Dikutip dari Q News, setelah kematiannya, kedua orangtuanya justru bertengkar soal pengaturan pemakaman.

Baca juga: Kemendagri Fasilitasi Transgender Dapatkan E-KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran

Baca juga: Mengetahui Perbedaan Hipospadia dan Transgender

Ibu dan ayahnya pun memutuskan untuk pergi ke Pengadilan Keluarga setelah mereka gagal menyetujui pengaturan pemakamannya, termasuk mengenai nama yang akan diletakkan di nisan putra mereka.

Baca artikelnya di sini>>>

Baca berita populer hari ini lainnya

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas