Krisis Pandemi Covid di India Kian Mengerikan, Inggris hingga Turki Tawarkan Bantuan
RS di India kehabisan pasokan oksigen dan keluarga dibiarkan menangkut sendiri orang yang terpapar Covid dari rumah sakit ke rumah sakit.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - India tengah memerangi pandemi virus corona yang dahsyat.
Pasien dengan virus corona membanjiri rumah sakit dan krematorium penuh sesak.
Pada Senin (26/4/2021), lima hari berturut-turut India mencetak rekor infeksi harian secara global.
Rumah sakit kehabisan pasokan oksigen dan keluarga dibiarkan mengangkut sendiri orang yang terpapar Covid dari rumah sakit ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Baca juga: Ibu Muda Istri WNA India Ditemukan Tewas di Rumahnya, Ada Luka Tak Wajar, Suami Menghilang
Baca juga: Angkatan Bersenjata Diterjunkan Untuk Bantu Atasi Lonjakan Kasus Covid-19 di India
Bahkan, pemerintah setempat telah memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk membantu mengatasi lonjakan infeksi virus corona.
Di saat yang sama, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat berjanji akan mengirim bantuan medis yang mendesak ke India.
India, dengan populasi 1,3 miliar, memiliki penghitungan resmi lebih dari 17,6 juta infeksi virus corona, meskipun para ahli kesehatan mengatakan angka tersebut mungkin berjalan lebih tinggi.
Baca juga: Ini Kelompok Varian dan Mutasi yang Jadi Penyebab Naiknya Kasus di India
Dilansir Tribunnews dari Al Jazeera, berikut ini beberapa reaksi pemimpin dunia terhadap krisis yang tengah dihadapi India:
Organisasi Kesehatan Dunia
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan kewaspadaan Senin, mengatakan organisasi itu bergegas untuk membantu mengatasi krisis.
"Situasi di India sangat memilukan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.
“WHO melakukan semua yang kami bisa, menyediakan peralatan dan pasokan penting.”
Tedros mengatakan badan kesehatan PBB antara lain mengirimkan "ribuan konsentrator oksigen, rumah sakit lapangan bergerak prefabrikasi dan persediaan laboratorium".
WHO juga mengatakan telah memindahkan lebih dari 2.600 ahli dari berbagai program, termasuk polio dan tuberkulosis, untuk bekerja dengan otoritas kesehatan India guna membantu menanggapi pandemi.