Kelompok Muslim AS Mengecam Aksi Kekerasan Israel terhadap Palestina
Kelompok Muslim di Amerika mengecam keras aksi kekerasan Israel di Masjid Al Aqsa yang menyebabkan ratusan warga Palestina terluka.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
Turki
Turki mengkritik Israel dan menuduhnya melepaskan "teror" pada warga Palestina setelah polisi Israel menembakkan peluru berlapis karet dan granat kejut.
Beberapa pejabat Turki mengkritik Israel dan menyerukan negara lain untuk menyuarakan kecaman, sementara pernyataan kementerian luar negeri mendesak Israel untuk "segera mengakhiri sikap provokatif dan permusuhannya dan bertindak dengan alasan".
"Malu pada Israel dan mereka yang tetap diam dalam menghadapi serangan yang memalukan," kata juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin.
"Kami meminta semua orang untuk melawan kebijakan pendudukan dan agresi negara apartheid ini."
Direktur komunikasi Turki, Fahrettin Altun, mengatakan kepada televisi pemerintah Israel melanggar hak asasi manusia dan akan "membayar harganya" ketika partai-partai oposisi menggemakan kecaman pemerintah dalam tanda persatuan yang jarang terjadi.
“Menyerang orang tak berdosa yang sedang berdoa jelas merupakan teror,” kata Altun.
"Kami melihat bahwa serangan terhadap orang-orang Palestina ini bertentangan dengan hak asasi manusia yang paling mendasar."
Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Pastikan Pelaksanaan Haji, Kemenag Sudah Siapkan Empat Skenario
Arab Saudi
Arab Saudi mengecam rencana penggusuran warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah.
"Arab Saudi menolak rencana dan tindakan Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem dan memaksakan kedaulatan Israel atas mereka," kata kementerian luar negeri kerajaan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan pada Al Arabiya milik Saudi.
Uni Emirat Arab
Pihak Uni Emirat Arab mengecam tindakan Israel.
UEA, yang menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu, "mengutuk keras" bentrokan dan potensi penggusuran, dalam pernyataan Menteri Luar Negeri UEA Khalifa al-Marar, dan mendesak otoritas Israel untuk mengurangi ketegangan.