Kelompok Muslim di AS Boikot Acara Open House Joe Biden setelah Ungkap Dukungan untuk Israel
Kelompok advokasi Muslim terkemuka di Amerika Serikat memboikot acara open house Gedung Putih, pada Minggu (16/5/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok advokasi Muslim terkemuka di Amerika Serikat (AS) memboikot acara open house Gedung Putih, pada Minggu (16/5/2021).
Tak lain setelah pemerintahan Joe Biden menyatakan dukungan atas serangan udara Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza.
Melansir Al Jazeera, seperti diketahui, Joe Biden dijadwalkan menjadi tuan rumah untuk perayaan Idul Fitri virtual pada Minggu (16/5/2021).
Namun ketika serangan udara Israel terus menghantam Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 188 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya, kelompok advokasi Muslim mengklaim pemerintahan Biden gagal untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
Baca juga: Joe Biden Telepon Presiden Mahmoud Abbas, Menentang Penggusuran Warga Palestina
Baca juga: POPULER Internasional: Aksi Demo Kecam Serangan Israel | Politikus Demokrat Sindir Joe Biden
"CAIR bergabung dengan organisasi Muslim Amerika lainnya dalam membatalkan rencana kami untuk ambil bagian dalam perayaan Idul Fitri Presiden Biden," kata Nihad Awad, Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Hubungan (CAIR), dalam sebuah pernyataan, Sabtu (15/5/2021), seperti dikutip Tribunnews dari News Week.
"Hati nurani kami tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan Administrasi Biden, sementara secara harafiah (Biden) membantu, mendukung, dan membenarkan pemombang pemerintah apartheid Israel terhadap pria, wanita, dan anak-anak tak berdosa di Gaza," tegasnya.
“Presiden Biden memiliki kekuatan politik dan otoritas moral untuk menghentikan ketidakadilan ini. Kami mendesak dia untuk berdiri di sisi korban dan bukan korban,” imbuhnya.
CAIR sebelumnya telah mendesak umat Islam di seluruh AS untuk mengambil bagian dalam perayaan virtual dan menggambarkannya sebagai "acara khusus"
Awad mengatakan, CAIR dan komunitas Muslim Amerika yang lebih luas "sangat kecewa dan sangat terganggu" dengan tanggapan Biden terhadap kekerasan tersebut.
"Jika Gedung Putih melanjutkan jalan yang secara moral tidak beralasan ini karena semakin banyak anak-anak Palestina yang meninggal, Gedung Putih berisiko menyebabkan kerusakan parah pada hubungan Presiden Biden dengan Muslim Amerika dan semua orang lain yang membela hak-hak sipil dan hak asasi manusia," kata Awad.
Baca juga: Korban Tewas Naik Jadi 181 Orang Akibat Serangan Israel di Gaza
Baca juga: Tak Peduli Desakan untuk Akhiri Konflik, PM Israel Justru Berjanji Lanjutkan Serangan ke Jalur Gaza
Kritik Pemenerintah Biden
Kritik terhadap pemerintahan Biden telah tumbuh selama seminggu terakhir karena kekerasan di Gaza terus berlanjut, dengan anggota parlemen AS yang progresif, pendukung Palestina dan kelompok hak asasi mendesak presiden AS untuk menekan Israel untuk mengakhiri serangan militernya.
Militer Israel mulai membom Jalur Gaza Senin lalu, setelah rencana Israel untuk secara paksa memindahkan keluarga Palestina dari Yerusalem Timur yang diduduki.
Lalu, serangannya terhadap jemaah Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa memicu protes yang meluas di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki, dan di dalam Israel.