PM Singapura soal Info Covid-19: Pembatasan Diperketat hingga 13 Juni, Vaksin Dibuka untuk Pelajar
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, memberikan informasi terbaru mengenai situasi Covid-19 di negaranya.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Namun, menurut Lee, pembatasan dapat dilonggarkan setelah 13 Juni, jika situasinya terus membaik.
Selain pembatasan yang diperketat, tes secara mandiri akan segera tersedia di apotek-apotek.
Langkah tersebut dilakukan untuk mendeteksi mutasi virus secara lebih luas.
"Ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang khawatir jika mereka mungkin terkena Covid-19, atau oleh pekerja garis depan yang ingin sering mengetes diri mereka sendiri," kata Lee.
Meskipun begitu, Lee mengatakan, orang yang tampak sehat juga akan diuji secara rutin.
Tujuannya, agar lingkungan kerja, sosial, atau komunitas tertentu menjadi aman dari kemungkinan penularan virus.
"Pendekatan cepat dan sederhana untuk pengujian Covid-19 ini akan menjadi bagian dari new normal," tutur Lee dalam pidatonya.
Baca juga: Alat Tes Covid-19 Mirip GeNose Ini Kini Uji Coba di Pos Pemeriksaan Darat Singapura
Baca juga: Kunjungan PM Jepang Yoshihide Suga ke Singapura Dibatalkan
Pembukaan Vaksinasi untuk Pelajar
Mulai Selasa (1/6/2021), pemesanan vaksinasi juga akan dibuka untuk pelajar.
Pemesanan dibuka untuk mereka yang mengambil O-Level, N-Level, dan A-Level tahun ini, serta pelajar yang berkebutuhan khusus.
Selain itu, pelajar berusia 12 tahun ke atas juga sudah bisa memesan vaksin, termasuk mereka yang berada di perguruan tinggi.
Di sisi lain, sekitar 280.000 lansia berusia 60 ke atas belum memesan vaksin Covid-19.
Oleh karena itu, pemerintah Singapura memiliki cara agar kelompok lansia dapat mendapatkan vaksin secara merata.
"Untuk mendorong kelompok ini agar mendapatkan vaksinasi, mereka sekarang dapat masuk ke pusat vaksinasi mana pun tanpa memesan sebelumnya, dan langsung mendapatkan vaksin di tempat," ujar Lee.