Gaji Ayahnya Tak Dibayar Pemerintah, Pria Ini Bunuh Diri, Minta Pesan Terakhir Diupload
Seorang warga Kashmir, India, bunuh diri dengan minum racun karena kesulitan hidup setelah gaji ayahnya tak dibayar pemerintah selama dua tahun
Editor: hasanah samhudi
“Saya memeluknya erat-erat dan mengatakan kami sehat dan kami akan mengatasi kesulitan ini. Aku menangis dan menjerit tapi dia sudah kehilangan suaranya. Ini adalah kata-kata terakhirnya untukku,” katanya.
Abbas, sahabat Mir di desa yang belajar di kelas yang sama, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa temannya seharusnya membayar 2.500 rupee (sekitar Rp 500 ribu) untuk semester terakhir kelas masternya, tetapi dia tidak punya uang.
Baca juga: Setelah Jamur Hitam dan Jamur Putih, Kini Muncul Infeksi Jamur Kuning di India
“Saya melihatnya melakukan segala macam pekerjaan sambilan, mengemudikan traktor, mengangkat kotoran sapi di ladang, membawa batu bata, mengajar anak-anak, memetik apel tetapi tetap saja dia tidak dapat memenuhi kebutuhan. Dia akan belajar di malam hari dan melakukan semua pekerjaan di siang hari,” kata Abbas.
“Dia akan bersembunyi dari penjaga toko desa tempat ia berutang uang, dia akan berjanji kepada mereka bahwa dia akan membayar begitu gaji ayahnya datang tetapi itu tidak datang. Dia tidak jujur, hanya tidak mampu memenuhi kata-katanya,” ujar Abbas.
Ketua Serikat Pekerja Lokal, Forum Guru, Rafiq Ahmad mengatakan banyak guru tidak mendapatkan gaji meskipun menjalankan tugasnya.
“Jika Anda diminta untuk memberikan layanan secara gratis, itu adalah ketidakadilan,” katanya kepada Al Jazeera.
Ia menilai karyawan tidak dibayar meskipun bekerja di tengah pandemi dan "mempertaruhkan hidup mereka, memberikan tugas kepada siswa dan memberi mereka makan siang".
Baca juga: Pasangan India Menikah di dalam Pesawat agar Terbebas dari Prokes, Dihadiri 161 Tamu dan Berdesakan
“Ada seorang guru yang ibunya penderita kanker dan ayahnya sakit tapi tidak punya uang untuk membeli obat-obatan untuk mereka. Saya telah memohon kepada pemerintah untuk mereka selama dua tahun terakhir,” katanya.
“Kami tahu mereka memiliki hubungan dengan militan, tetapi ketika mereka mendapatkan pekerjaan mereka, mereka diberi izin oleh pemerintah. Mereka tidak memiliki kasus terhadap mereka saat ini,” tegasnya. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)