2 Tahun Merasakan Sulitnya Hidup di Jepang, WNI Asal Jepara Kini Sukses Bekerja di Perusahaan Anime
Pengalaman menarik Aswin adalah saat dirinya kuliah di Jepang bisa ikut study tour ke studio anime besar seperti A1 Pictures Production I.G.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lima tahun tinggal di Jepang, kini Aswin Nurcahya (27) akhirnya bisa merasakan hasil dari buah kesabarannya selama ini.
Padahal dulu, saat baru 2 tahun berada di Jepang, Aswin sempat merasakan kesulitan hidup di negeri orang.
Aswin mengaku sempat kesulitan membayar biaya sekolah, hingga mengirit belanja untuk makan sehari-hari agar bisa bertahan hidup.
Bahkan dia putus asa dan ingin segera kembali ke Indonesia.
"Kalau sekarang sih mau beli apa saja tidak masalah. Sudah tenang hidup saya. Tapi satu dua tahun pertama datang ke Jepang sangat berat, hampir putus asa saya, rasanya mau pulang ke Indonesia," kata Aswin Nurcahya kepada Tribunnews.com, Senin (14/6/2021).
Kini Aswin yang baru berulang tahun ke-27 tanggal 12 Juni lalu, bekerja di Creator in Pack di Osaka.
"Untung dapat bos baik. Kalau tak ada kerjaan disuruh pulang cepat. Saat kosong itulah saya manfaatkan untuk meningkatkan ilmu di bidang anime, belajar ilmu anime Jepang sendiri dari berbagai sumber," kata dia.
Aswin setidaknya pernah terlibat dalam 10 karya anime, masing-masing:
1. Majo no tabi EP9
2. Wonder Egg Priority EP6-12
3. Hortensia Saga EP8-12
4. Yatogame-chan season 3 EP1~12
5. Ore dake ireru kakushi dungeon EP4~12
6. Tokyo Revengers EP~dan seterusnya
7. Rail Romanesque EP1~12
8. Warlods of Sigrdifa EP6~12
9. Record of Ragnarok EP5 belum tayang
10. Seven Knight Revolution EP5,7,9,11
"Menurutku karya paling menarik yang pernah saya buat adalah Wonder Egg Priority," tambahnya.
"Karena di karya ini belajar banyak yang pertama bekerja secara cepat dan efisien karena tuntutan deadline yang padat, lalu belajar penempatan blur yang bagus. Demikian pula catatan perintah yang sangat detail membuat lebih paham bikin anime keren, karena itulah menjadikan Wonder Egg Priority karya paling memuaskan bagi saya," katanya.
Pengalaman menarik Aswin adalah saat dirinya kuliah di Jepang bisa ikut study tour ke studio anime besar seperti A1 Pictures Production I.G dan berbagai studio lainnya.
Diakuinya, bekerja di Jepang harus sangat teliti dan detil satu sama lain. Periksa berulang agar tak ada salah sama sekali.
"Nantinya, tapi belum tahu kapan, saya mau pulang ke Indonesia, bikin usaha sendiri, jadi sutradara anime Indonesia," paparnya mengenai cita-cita masa depan.
Baca juga: Peluang Film Animasi Indonesia di Kancah Internasional, Mampukah Selevel Dengan Anime Jepang?
Kini Aswin masih mengumpulkan uang sebanyak mungkin di Jepang untuk modal kerja sendiri di Indonesia setelah kembali ke Jepara Jawa Tengah, kampung halamannya.
"Ibu saya dan kakak lelaki saya menantikan saya di sana, dan saya juga sudah janji akan pulang ke Indonesia," lanjut Aswin.
Saat ini keluarganya punya toko dagangan, seperti makanan, alat tulis sekolah, baju-baju yang dijual ibunya, sepatu dan sebagainya.
"Saya senang di Jepang karena orangnya tidak diskriminasi, menerima apa adanya kita ini sebagai orang asing dan selalu membimbing saya dengan baik," ujarnya.
Perjalanannya setelah lulus D3 dari Universitas Diponegoro Sastra Jepang, Aswin belajar di LPK di Yogya lalu terbang ke Jepang dengan biaya sekitar Rp 75 juta termasuk uang sekolah bahasa Jepang di Gunma, lulus mendapat JLPT N-3 saat itu.
Dari sana Aswin belajar sekolah anime di Niigata 2 tahun.
Setelah lulus bekerja di Tokyo 6 bulan dan selanjutnya ke perusahaan satu grup dengan Tokyo, dia dipindahkan ke Osaka hingga kini sejak Juni 2020 di perusahaan Creator in Pack.
Aswin mengaku saat ini belum punya pacar.
"Saya mau fokus kerja saja saat ini, kumpulkan uang sebanyak mungkin lalu pulang ke Indonesia membangun usaha sendiri dan menikah dengan orang Indonesia. Itu rencana sih, bagaimana nantinya ya belum tahu," kata dia.
Baca juga: Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Kesal Sejumlah Gubernur Batalkan Deklarasi Darurat Covid-19
Aswin mengaku kehidupannya saat ini sudah tenang dan menikmati pekerjaannya dengan baik sesuai keinginannya sejak kecil menekuni anime 2D.
"Jepang umumnya membuat anime 2D. Tetapi ada pula anime 3D. Sementara saya fokus di anime 2D saja dulu sambil menimba berbagai pengalaman pembuatan anime di Jepang saat ini."
Ke depan jika sudah pulang ke Indonesia Aswin yakin kaitannya dengan Jepang akan tetap ada dan kuat karena karya-karyanya tetap bisa tersebar luas dan pengiriman naskah karyanya bisa dilakukan secara online.
"Jadi tidak terbatas dengan fisik harus berada di Jepang saja," lanjutnya.
Aswin merasa mendapat banyak manfaatnya dengan kerja kerasnya selama ini, meskipun awalnya diakuinya penuh dengan penderitaan.
Sementara itu beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.