Masker Dilepas dan Tidak Jaga Jarak, Lulusan Universitas Wuhan 'Rayakan' 18 Bulan Wabah Covid-19
Para siswa yang mengenakan toga berwarna biru tua duduk dalam barisan yang ramai, membawa papan bertuliskan 'Menyambut lulusan 2020 kembali ke rumah,
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Sebuah spanduk merah berukuran besar menyambut lebih dari 11.000 siswa di Wuhan untuk 'upacara kelulusan besar-besaran', setelah lebih dari satu tahun kota itu dihantam wabah virus corona (Covid-19) yang menyebabkan pandemi global.
Para siswa yang mengenakan toga berwarna biru tua duduk dalam barisan yang ramai, membawa papan bertuliskan 'Menyambut lulusan 2020 kembali ke rumah, semoga masa depan anda cerah'.
Mereka duduk tanpa adanya jarak sosial ataupun mengenakan masker.
Perlu diketahui, Covid-19 kali pertama muncul pada akhir 2019 di Wuhan, provinsi Hubei, China.
Ini yang membuat kota berpenduduk 11 juta jiwa itu menjadi salah satu kota yang mengalami sistem penguncian (lockdown) paling ketat di dunia.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (15/6/2021), pembatasan tidak dilonggarkan hingga April 2020, saat kota itu mulai dibuka kembali setelah 76 hari ditutup, meskipun sekolah tetap menjalani masa penutupa lebih lama.
Kota itu kemudian mengadakan upacara kelulusan terbatas pada tahun lalu, dengan Universitas Wuhan menyelenggarakan acara yang sebagian besar dilakukan secara online pada Juni 2020.
Saat itu, para siswa dan guru yang hadir pun semuanya mengenakan masker.
Sedangkan lebih dari 2.200 orang yang hadir pada upacara hari Minggu lalu yakni 13 Juni 2021 adalah lulusan yang tidak dapat menghadiri wisuda pada tahun lalu karena pemberlakukan sistem pembatasan yang ketat.
Sejak saat itu, sebagian besar wilayah di China memang tengah menahan wabah sambil memperketat tindakan pencegahan.
Baca juga: Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan
Termasuk menerapkan kendali perbatasan yang ketat, karantina hingga berbagai pembatasan perjalanan domestik.
Namun ada 20 kasus baru yang terjadi pada hari Selasa waktu setempat, rinciannya adalah 18 kasus diimpor dari luar negeri dan dua merupakan wabah lokal di provinsi Guangdong selatan.
Sementara itu secara resmi dilaporkan ada 4.636 kematian, mayoritas terjadi di Wuhan.