Milisi Bersenjata Myanmar Nyatakan Perang terhadap Junta, Bentrokan Pecah di Kota-kota Besar
Milisi Myanmar menyatakan perang terhadap junta militer, bentrokan pecah di kota-kota besar Myanmar
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kericuhan diperkirakan mencapai puncaknya pada bulan Maret lalu selama hari protes berdarah yang bertepatan dengan Hari Angkatan Bersenjata negara itu.
Namun bentrokan baru kembali terjadi lagi pada hari Selasa, dengan deklarasi perang yang mengikutinya.
Langkah itu menandakan perubahan baru dalam aksi kekerasan yang harus dihadapi kota-kota besar Myanmar.
Menurut sebuah laporan ANI News, kelompok gerilya sebelumnya memfokuskan sebagian besar serangan mereka di daerah-daerah terpencil di wilayah perbatasan Myanmar.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Bakar Desa, Pemimpin ASEAN Harus Lebih Tegas
Baca juga: Pasukan Junta Bakar Desa Berpenduduk 800 Orang di Myanmar, 2 Lansia Tewas Terbakar
Tetapi lebih banyak aktivis muda dilatih oleh milisi di daerah pegunungan terpencil Myanmar, tulis Australian Broadcasting Corporation.
Mereka mungkin segera kembali ke kota-kota mereka dengan persenjataan dan siap menghadapi konflik di perkotaan.
Para pejuang itu juga dapat menggunakan taktik pemberontakan untuk menghadapi kekuatan besar tentara Myanmar, yang mengklaim memiliki setengah juta tentara, menurut The New York Times.
Kekerasan juga diprediksi makin meningkat di minggu-minggu mendatang; Nikkei melaporkan penggunaan peluncur roket buatan Rusia oleh pasukan militer terhadap pejuang People's Defense Force pada Selasa sore.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar krisis di Myanmar