Terekam Peluk dan Cium Ajudan di Tengah Covid-19, Menteri Kesehatan Inggris Minta Maaf
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock minta maaf kepada publik setelah terekam berpelukan dengan ajudannya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock minta maaf kepada publik setelah terekam berpelukan dengan ajudannya.
Dilansir CNN, media Inggris The Sun mempublikasikan sejumlah foto-foto Hancock sedang melakukan adegan mesra dan menuduhnya selingkuh.
Pemberitaan yang memuat adegan Hancock mencium ajudan sekaligus temannya, Gina Coladangelo itu langsung banjir kecaman.
The Sun menuduh bahwa insiden antara Menkes Hancock dan Gina itu terjadi pada 6 Mei lalu, sekira dua minggu sebelum kontak dekat dalam ruangan diizinkan di Inggris.
Baca juga: Foto Peluk Penasihat Beredar, Menteri Kesehatan Inggris Minta Maaf Langgar Pedoman Covid-19
Baca juga: Boris Johnson: Lockdown Terbatas di Inggris Berlanjut Sampai 19 Juli
"Saya mengakui bahwa saya melanggar pedoman jarak sosial dalam keadaan seperti ini."
"Saya telah mengecewakan publik dan saya sangat menyesal," kata Hancock, Jumat (25/6/2021).
"Saya tetap fokus bekerja untuk mengeluarkan negara dari pandemi ini, dan akan berterima kasih atas privasi untuk keluarga saya dalam masalah pribadi ini," tambahnya.
Dikutip dari The Sun, Hancock (42) tertangkap kamera sedang bermesraan dengan Gina di kantornya di Whitehall.
Seorang sumber mengatakan, Menkes ini berselingkuh dari istri yang sudah dinikahinya selama 15 tahun.
Menurutnya, Gina Coladangelo juga sudah memiliki suami.
Adegan mesra keduanya menurut sumber terjadi di kantor Departemen Kesehatan London HQ selama jam kerja, pada Mei lalu ketika varian Covid-19 baru mulai menyebar.
Laporan The Sun ini memperkuat tuduhan kronisme kepada Matt Hancock.
Sebelumnya sekretaris kesehatan ini sempat dituduh demikian karena memberikan kontrak alat tes Covid-19 kepada mantan tetangganya.
Hancock telah mengadapi tekanan dalam penanganan Covid-19 di Inggris selama berbulan-bulan.
Dia dituduh mantan penasihat Perdana Menteri Boris Johnson, Dominic Cummings telah merusak program pengujian Covid-19.
Cummings juga mengklaim Hancock berbohong soal situasi sebenarnya penularan Covid-19 di panti jompo dan kurangnya alat pelindung diri (APD).
Namun semua tuduhan itu disangkal Hancock.
Hingga Jumat lalu, lebih dari 128.000 orang telah meninggal di Inggris akibat Covid-19, tertinggi di Eropa.
Salah satu kegagalan awal terbesar penanganan Inggris terhadap Covid-19, menurut laporan CNN, adalah dalam membangun sistem pengujian dan pelacakan.
Pemerintah Inggris juga dikritik karena mengabaikan panti jompo, kurangnya APD yang memadai, pengujian, dan pedoman yang jelas.
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Tolak Gelar Kerajaan untuk Archie, Takut Mengandung Kata Bodoh
Baca juga: Italia vs Austria Tanding di Inggris, Roberto Mancini Sempatkan Diri Cari Suasana Baru
Bulan lalu, Dominic Cummings menyampaikan laporan di hadapan anggota Parlemen di Westminster.
Cummings menuduh pemerintah pimpinan PM Johnson dan Hancock menyesatkan publik Inggris.
Bahkan segala tuduhan yang diarahkan kepada Hancock turut menarik perhatian Ratu Elizabeth II.
Ratu menyinggung 'kesengsaraan menteri kesehatan' pada Rabu dalam audiensi langsung pertamanya dengan perdana menteri dalam 15 bulan.
Tidak jelas apakah komentar itu merupakan reaksi terhadap beban berat menangani virus corona atau pengakuan atas kritik yang diterima Hancock dari Cummings.
(Tribunews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.