Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Abu Dhabi yang Belum Divaksin Dilarang Masuk di Hampir Semua Tempat Umum

Ibukota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi akan membatasi warga yang belum divaksin Covid-19 ke banyak tempat umum.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Warga Abu Dhabi yang Belum Divaksin Dilarang Masuk di Hampir Semua Tempat Umum
Foto oleh Nick Fewings di Unsplash
Halaman Masjid Agung Sheik Zayed, Abu Dhabi, UEA. - Ibukota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi akan membatasi warga yang belum divaksin Covid-19 ke banyak tempat umum. 

TRIBUNNEWS.COM - Ibu Kota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi akan membatasi warga yang belum divaksin Covid-19 ke banyak tempat umum.

Dilansir Forbes, UEA baru-baru ini meluncurkan sejumlah pembatasan paling ketat di dunia untuk orang yang belum divaksin. 

Ini dilakukan pemerintah untuk mendorong masyarakat segera melakukan vaksinasi.

Pada Senin (28/6/2021) lalu, pemerintah UEA mengumumkan akan membatasi warga Abu Dhabi yang belum disuntik ke sebagian besar area publik.

Melalui cuitan di Twitter, kantor media UEA mengatakan mereka merilis larangan ini untuk mendorong vaksinasi dan menjaga kesehatan masyarakat.

Baca juga: Mohamed Bin Zayed Jadi Nama Jalan Tol, Sosok Putra Mahkota Abu Dhabi yang Ingin Bangun RI

Baca juga: Update Corona Global 29 Juni 2021: Jumlah Kematian Akibat Covid-19 Capai 3,9 Juta

Meskipun, klaimnya, 93 persen dari kelompok sasaran sudah divaksinasi.

Adapun pembatasan mulai berlaku pada 20 Agustus mendatang.

Berita Rekomendasi

Sehingga masyarakat punya waktu untuk melakukan vaksinasi.

Mulai 20 Agustus, mereka yang belum mendapat suntikan dilarang masuk ke sejumlah tempat.

Area publik yang dimaksud di antaranya sekolah, universitas, mall, restoran, kafe, tempat gym, museum, taman rekreasi, resor, dan gerai ritel lainnya.

Larangan ini tidak berlaku untuk toko esensial seperti apotek dan supermarket.

Peraturan terbaru ini juga tidak berlaku untuk anak-anak di bawah 16 tahun dan kelompok yang tidak disarankan untuk vaksinasi.

"Komite menyatakan keputusan itu akan meningkatkan keamanan di daerah-daerah yang telah dikenakan tindakan pencegahan tambahan dan memberikan perlindungan yang ditingkatkan bagi anggota masyarakat," kata Kantor Media Pemerintah Abu Dhabi dalam pernyataannya.

Masjid Agung Sheikh Zayed, masjid termegah di Kota Abu Dhabi. Halamannya memiliki desain mozaik.
Masjid Agung Sheikh Zayed, masjid termegah di Kota Abu Dhabi. Halamannya memiliki desain mozaik. (rubytourismdubai.com)

UEA memiliki tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, dengan perbandingan 154 dosis yang diberikan per 100 orang menurut pelacakan The New York Times.

Meskipun belum membagikan data terbaru tentang berapa banyak orang yang telah divaksinasi lengkap atau sebagian, Reuters memperkirakan jumlah dosis yang telah diberikan lebih dari 15 juta.

Berarti sekitar 77,1% dari populasi negara ini telah menerima vaksin Covid-19 lengkap.

Kendati demikian, otoritas federal UEA baru-baru ini memperingatkan tentang peningkatan kasus dan kematian terkait varian delta.

Negara ini rata-rata memiliki lebih dari 2.100 kasus baru dan 6 kematian baru setiap hari, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Peringatan WHO Soal Varian Delta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (21/6/2021) menyebut, varian baru Covid-19 yang dikenal sebagai varian delta sebagai jenis virus corona tercepat penularannya dan terkuat yang pernah ada.

Varian delta disebut akan "mengambil" orang paling rentan, terutama di tempat-tempat yang tingkat vaksinasi Covid-19 masih rendah.

Varian delta pertama kali teridentifikasi di India dan memiliki potensi "lebih mematikan karena lebih efisien dalam cara penularan antar manusia dan pada akhirnya akan menemukan individu-individu rentan yang akan menjadi sakit parah, harus dirawat di rumah sakit dan berpotensi mati," jelas Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, dikutip dari CNBC

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kanan) mendengarkan kepala kedaruratan WHO Mike Ryan selama pertemuan yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penyakit Ebola di Republik Demokratik Kongo, pada 15 Juli 2019, di Jenewa. Kasus Ebola yang dikonfirmasi di kota utama Republik Demokratik Kongo, Goma, adalah
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kanan) mendengarkan kepala kedaruratan WHO Mike Ryan selama pertemuan yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penyakit Ebola di Republik Demokratik Kongo, pada 15 Juli 2019, di Jenewa. (FABRICE COFFRINI / AFP)

Baca juga: Kemenkes Targetkan 32,6 Juta Anak Usia 12-17 Tahun Jadi Target Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Kronologi Puluhan TKA China Ditolak Ikut Vaksinasi Covid-19 di Lebak Banten

Ryan mengatakan para pemimpin dunia dan pejabat kesehatan bisa mengurangi dampak pada kelompok rentan melalui donasi dan distribusi vaksin Covid.

Sebelumnya, WHO telah menetapkan bahwa varian delta menjadi varian Covid-19 dominan di seluruh dunia.

Delta bahkan disebut menggantikan alpha, varian yang sangat menular yang melanda Eropa dan kemudian AS awal tahun ini, kata Dr. Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia.

Berita terkait Penanganan Covid

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas