Politik Malaysia Memanas, Sekutu Utama Tarik Dukungan terhadap Perdana Menteri & Mendesaknya Mundur
Malaysia jatuh ke dalam krisis politik baru setelah partai terbesar dalam aliansi mengumumkan akan menarik dukungan untuk Perdana Menteri
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Malaysia jatuh ke dalam krisis politik baru pada hari Kamis (8/7/2021).
Hal ini terjadi setelah partai terbesar dalam aliansi yang berkuasa, UMNO, mengumumkan akan menarik dukungan untuk Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
UMNO juga mendesak Muhyiddin Yassin untuk memberi jalan bagi pemimpin baru.
Dilansir India Times, pengumuman itu berpotensi memicu runtuhnya pemerintahan Muhyiddin dan mendesak dilakukannya pemilihan baru, meskipun itu sulit dilakukan selama pandemi virus corona yang masih meningkat.
Muhyiddin mengambil alih kekuasaan pada Maret 2020.
Partai Bersatu-nya bergabung dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau UMNO, yang digulingkan dalam jajak pendapat 2018, dan lainnya untuk membentuk pemerintahan baru.
Akan tetapi, aliansi itu tidak stabil dengan mayoritas tipis di Parlemen.
Baca juga: Reshuffle Kabinet Malaysia: PM Muhyiddin Yassin Tunjuk Ismail Sabri sebagai Wakil Perdana Menteri
Baca juga: Polda Riau-Lapas Bangkinang Gagalkan Penyelundupan 108 kg Sabu dari Malaysia
Presiden UMNO, Ahmad Zahid Hamidi, Kamis pagi mengatakan, pemerintahan Muhyiddin gagal mengendalikan pandemi virus corona.
Dia mengatakan kebijakannya yang tidak konsisten dan tindakan penguncian yang setengah matang telah memperdalam kesulitan ekonomi.
Zahid mendesak Muhyiddin untuk mengundurkan diri dan memberi jalan bagi pemimpin sementara untuk mengambil alih sampai pandemi mereda dan pemilihan umum dapat diadakan dengan aman.
"Hal ini penting untuk memungkinkan terbentuknya pemerintahan yang benar-benar stabil dan mendapat mandat mayoritas rakyat," katanya setelah pertemuan dengan badan pengambil keputusan tertinggi UMNO.
Muhyiddin Baru Saja Menunjuk Petinggi UMNO sebagai Wakilnya
Keputusan UMNO datang tak lama setelah Muhyiddin menunjuk Menteri Pertahanan, Ismail Sabri, yang berasal dari UMNO, sebagai wakilnya.
Hal itu dilakukannya dalam upaya membujuk partai UMNO untuk tetap mendukungnya.